Kemudian siapkan media tanam yang akan digunakan seperti sebuk kayu, bekatul dan kapur.
Serbuk kayu yang digunakan juga perlu dipastikan sudah melalui proses pengayaan, karena diperlukan serbuk kayu yang halus.
Dicampurkan dengan bekatul sebanyak 10%-15%, kapur (CaCo3) sebanyak 1%-3% dan air secukupnya. Semua bahan dicampur hingga memperoleh kadar air media sekitar 50%-70%.
Proses kedua yaitu melakukan fermentasi pada media tanam yang sebelumnya telah dibuat selama kurang lebih 3-4 hari hingga warna berubah menjadi coklat kehitaman.
Proses ketiga yaitu membuat baglog. Baglog adalah tempat yang nantinya akan menjadi media tumbuhnya jamur.
Baglog dibuat dengan menggunakan plastik satu kilo yang tahan panas dengan ukuran 30x20cm serta ketebalan 0.5 mm dan tinggi 20cm.
Media tanam yang telah siap digunakan kemudian di masukkan kedalam plastik baglog untuk kemudian di press dengan bantuan alat press, agar baglog lebih padat.
Selanjutnya memasuki proses sterilisasi dan inokulasi baglog. Baglog yang telah selesai dibuat perlu di sterilisasi terlebih dahulu.
Proses ini bertujuan untuk menghilangkan mikroba berbahaya dalam media tanam baglog.
Hal ini dilakukan dengan cara menguapi media tanam pada suhu 95-120°C selama kurang lebih 6-8 jam.
Dilanjutkan dengan proses inokulasi, pada proses ini suhu akan kembali normal dan bibit bisa disemai.
Proses selanjutnya adalah inkubasi, yang berguna untuk mempercepat pertumbuhan miselium jamur kuping.
Proses ini memakan waktu 5-8 minggu, hingga miselium berwarna putih memenuhi baglog jamur. Jika hingga 5 minggu miselium tidak muncul maka dapat dipastikan baglog telah gagal dan tidak dapat digunakan.
Panen jamur kuping sendiri dapat dilakukan setelah 3-4 minggu. Dalam satu periode penanaman, jamur kuping dapat dipanen sebanyak 5-6 kali.
Tips untuk memanen jamur kuping adalah cabut hingga akarnya. Hal ini bertujuan agar tidak menghambat pertumbuhan jamur selanjutnya.***