Pacitan: UMKM Usung Batu Akik Mendunia!

- Kamis, 4 Agustus 2022 | 11:30 WIB
Ika Meyristyani dalam acara Workshop Kota Kreatif (Instagram.com/pemkabpacitan)
Ika Meyristyani dalam acara Workshop Kota Kreatif (Instagram.com/pemkabpacitan)

ENAMPAGI – Inilah perhaiasan dari batu akik menjadi sorotan dan sempat ngetrend beberapa tahun silam. Ingatkah saat masa-masa SBY masih menjabat sebagai presiden? Kala itu, boomingnya batu akik ini tengah merajalela.

Suatu kesempatan, presiden SBY juga pernah memberikan kenang-kenangan perhiasan dari batu akik saat pertemuan dengan tamu sesama pimpinan dari negara lain. Sebegitu berharganya kerajinan dalam negeri itu sehingga dapat hadir ditengah-tengah para pimpinan negara.

Namun demikian, sayangnya sebutan primadona untuk perhiasan dari batu akik itu hanya bertahan sesaat. Padahal, saat batu akik tersebut sedang booming tak sedikit para penggemar hingga kolektor batu rela mengeluarkan biaya cukup fantastis demi mendapatkan batu akik tersebut.

Baca Juga: Eksotis! ini 10 Desitinasi Wisata Alam Pacitan yang Hits dan Banyak Dikunjungi

Salah satu warga dan pelaku UMKM di PEMDES Tanjungsari kabupaten Pacitan, Ika Meyristyani telah berhasil mengubah batu akik menjadi perhiasan bernilai jual cukup tinggi. Hal itu tak lepas atas ketertarikannya terhadap batu akik sehingga batu yang indah itu dapat naik kelasnya alias nilainya.

Ika Meyristyani mengutarakan bahwa sebenarnya kini batu akik tidak menghilang, hanya saja keberadaannya bisa dibilang cukup langka. Barang yang langka memiliki nilai jual yang baik. Oleh sebab itu, inilah kesempatan untuk menentukan harga yang condong meninggi terhadap perhiasan dari batu akik tersebut.

Hasil usaha UMKM macam ini telah dirintis dan berdiri sejak tahun 2012. Pihaknya juga telah banyak ikut serta di sejumlah pameran UMKM serta Workshop Kota Kreatif yang diadakan oleh PEMKAB Pacitan.

Baca Juga: Drama Korea Terbaru Shin Ha Kyun Berjudul 'Unicorn' Akan Rilis Bulan Agustus 2022

Contoh perhiasan dari batu akik yang telah dibuat itu adalah seperti cincin, gelang dan kalung. Variasi harga tersebut disesuaikan pada tampilan dan tingkat kesulitannya.

Kreatifitas dan ketekunan ini ternyata tak hanya dikenal di dalam negeri saja, bahkan sudah dikenal di negara lain seperti Malaysia, Belanda dan Prancis. Dirinya juga menambahkan bahwa terkadang pihaknya kesulitan bernegosiasi karena belum begitu memahami kurs mata uang negara lain. Ditambah lagi karena perbedaan kebijakan ekonomi di setiap negara.

"Terkadang kita belum terlalu memahami kurs mata uang negara tersebut jadi sulit untuk bernegosiasi. Selain itu juga karena kebijakan ekonomi yang berbeda.”***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Zizi Nabila Majesty

Sumber: pemkabpacitan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X