Keluarga mengklaim bahwa pesan yang diterima mereka pada tanggal 26 Desember (1945) tersebut dikirimkan oleh anggota keluarganya yang dinyatakan hilang di Segitiga Bermuda.
Pesan telegram tersebut diyakini pihak keluarga sebagai pesan asli yang dikirim George dari dekat pangkalannya karena memiliki kop surat "Western Union".
Selain itu, nama pengirim yang ditulis di akhir surat adalah nama panggilan George, yaitu Georgie.
Memperkuat dugaan bahwa benar surat itu adalah surat dari Georgie, nama panggilan George yang hanya digunakan dalam lingkup keluarganya.
Pesan dalam surat tersebut berbunyi, "YOU HAVE BEEN MISINFORMED ABOUT ME. AM VERY MUCH ALIVE" (Kalian telah menerima kabar yang tidak benar tentang saya. Saya benar-benar masih hidup), bertandatangan Georgie.
Sontak, kabar tentang pesan telegram ini santer beredar dan membuat geger banyak orang serta semakin memperkuat teori Myhre dalam bukunya.
Baca Juga: BLT Anak Sekolah Segera Turun, Begini Cara Cek dan Daftar BLT Senilai 4,4 Juta Rupiah
Melambungkan berita penyintasan tersebut, kekasih George juga melaporkan kepada keluarga Paonessa bahwa ia pernah melihat Goerge sebanyak dua kali di awal tahun 1950-an.
Jadilah orang-orang percaya dan semakin yakin bahwa Sersan George Richard Paonessa berhasil selamat dari "kutukan" Segitiga Bermuda.
Baca Juga: Jenderal Gatot Nurmantyo Menduga PKI sudah Menyusup ke dalam Tubuh TNI
Akan tetapi, dari keterangan Douglas Westfall (dari Penerbit Paragon) dalam wawancara lanjutan dengan media America Comes Alive!, orang-orang sepertinya tidak membaca bagian akhir penelitian dalam buku milik Myhre.
Orang-orang terlanjur "menelan" kabar bahwa George berhasil selamat dan akhirnya mengabarkan keluarganya bahwa ia masih hidup setelah 21 hari dinyatakan hilang dan meninggal dunia oleh pihak berwenang yang bersangkutan.
Padahal, dalam bukunya, Myhre dengan hati-hati menjelaskan secara terperinci mengenai apa yang terjadi saat itu (5/12/45), pesawat mana yang pergi ke mana, pada jam berapa.