Baca Juga: Kebiasan yang Mungkin Anda Anggap Sepele, Tapi Dapat Menyebabkan Pingsan
Myhre juga menjelaskan laporan "penampakan" yang ia terima kala itu, tetapi akhirnya diabaikan oleh dirinya ketika tidak ada pesawat atau korban yang ditemukan.
Sederhananya, misi pelatihan Flight 19 hilang karena nasib buruk, cuaca buruk, dan beberapa kesalahan fatal yang dilakukan anggotanya.
Di dalam buku tersebut, Myhre memaparkan hasil temuan dari tiga lokasi yang diyakini—berdasarkan hasil final penelitiannya—sebagai lokasi kecelakaan dan ditemukan juga fakta bahwa tidak mungkin ada kru yang bisa selamat.
Baca Juga: Indonesia Berstatus Endemi, Jokowi Memberikan Pesan
Sekarang, satu bangkai pesawat telah diangkat dari laut dan masih ada beberapa yang berserakan di dasar laut, jika dilihat dari video dokumenter milik HISTORY di kanal YouTube yang diunggah 4 minggu lalu (31/8/21) dengan judul "Possible 'Flight 19' Plane Discovered First Look — Expedition Bermuda Triangles Premieres 9/7 @ 8/7c".
Ironinya, dari buku "The Discovery of Flight 19: A 30-Year Search for the Lost Patrol in the Bermuda Triangle", bahwa tidak ada orang yang tewas "tertelan" Segitiga Bermuda yang terkenal itu.
Tidak ada satupun dari tiga lokasi penemuan bangkai pesawat Flight 19 yang masuk ke zona "segitiga maut" tersebut.
Baca Juga: Bawang Putih Dipercaya Punya Banyak Khasiat, Jika Berlebihan Ada Efek Sampingnya!
Hasil dedikasi Myhre selama 30 tahun ini sebenarnya telah membantah hipotesisnya sendiri serta menangkis kenyataan bahwa George Paonessa masih hidup.
Sayangnya, kini dunia lebih mempercayai hoax bahwa George masih hidup dengan secarik kertas pesan telegram sebagai buktinya.***