Berdasarkan surat mandat tersebut, Syafruddin Prawiranegara dan dibantu sejumlah tokoh lainnya membentuk PDRI pada 22 Desember 1948, dan segera menyusun strategi untuk menyerang Belanda.
Kabar berdirinya PDRI pun akhirnya mendapat kecaman dari pemerintah Belanda dan tokoh-tokoh PDRI pun menjadi incaran.
Namun, hal itu tak membuat semangat perjuangan PDRI semakin surut. Sehingga mereka segera menyusun strategi perlawanan dengan membentuk lima wilayah pemerintahan militer di Sumatera, yaitu Aceh, Tapanuli, Riau, Sumatera Barat dan Sumatera Selatan.
Baca Juga: Harry Potter Akhirnya Kembali ke Hogwarts! Rayakan Ulang Tahun ke 20 Bersama Daniel Radcliffe dkk
Strategi PDRI pun mendapat bantuan dari berbagai pejuang di Jawa.
Perlawanan Belanda terhadap Indonesia akhirnya terdengar hingga ke dunia Internasional dan mendapat kecaman atas tindakannya.
PBB pun mendesak pemerintah Belanda agar menyudahi peperangan dan membebaskan pemimpin Indonesia, serta melakukan perundingan damai yang dikenal dengan Perjanjian Roem Royen.
Baca Juga: HP Redmi dengan Layar 2K Pertama akan Dirilis? Harganya jadi Mahal?
Akhirnya Belanda pun melakukan perundingan dan menandatangani perjanjian Roem Royen pada 7 Mei 1949, serta membebaskan Soekarno dan Hatta pada 6 Juli 1949.
Setelah kembalinya Soekarno, akhirnya PDRI mengembalikan kekuasaanya kembali ke tangan Soekarno. Sehingga Pemerintahan Indonesia kembali pulih pada 13 Juli 1949.
Demikianlah kronologi Agresi Militer Belanda 2. Semoga kita sebagai warga negara Indonesia, tidak akan lupa sejarah ya.***