Pengalaman Cinta Laura terhadap Kekerasan Seksual selama Tinggal di Amerika

- Senin, 1 November 2021 | 09:30 WIB
Cinta Laura Kiehl  (Instagram/@claurakiehl)
Cinta Laura Kiehl (Instagram/@claurakiehl)

Hal yang dikhawatirkan Cinta Laura di Indonesia adalah fasilitas yang disediakan oleh pemerintah Indonesia masih harus dikembangkan lagi dan adanya rape culture yang terus saja dilanggengkan pemberitaanya di berbagai media.

"Di Indonesia bukan saya bilang tidak ada fasilitas ini, ada. Tapi masih sangat kurang dan harus dikembangkan kembali," uja Cinta.

Baca Juga: Museum Gedung Juang 45 Kembali Dibuka Untuk Umum, Simak Persyaratan Untuk Memasukinya

"Dan sedihnya, suatu hal yang dinamakan rape culture terus di perpetuate di media mau itu tv, majalah, koran, dimana seringkali korban yang disalahkan dan oleh karena membuat suatu stigma dimana korban takut untuk melaporkan apa yang terjadi sama mereka dan mungkin karena budaya patriarki juga yang terus berkembang di negara kita, keluargapun kadang-kadang bukannya tidak peduli tapi merekapun tidak tahu harus berbuat apa, karena mereka malu akan dampak sosialnya terhadap keluarga mereka,” jelas Cinta.

Dikutip Enampagi.id dari laman Vox, rape culture merupakan budaya dimana kekerasan seksual diperlakuakn secara wajar dan korban disalahkan atas apa yang terjadi dan di normalisasi oleh norma-norma budaya dan lembaga yang melindungi pemerkosa, mempromosikan impunitas (kebebasan dari hukuman), membuat korban malu dan menganggap bahwa perempuan membuat alasan yang tidak masuk akal.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tasya Nandynanti Demautami

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X