"Aku tidak mengerti kenapa orang-orang marah ketika hal tersebut hanyalah preferensi orang tertentu saja."
"Bukankah orang luar negeri lebih obsesi dengan warna kulit? Kalau tidak, mereka tidak akan melakukan tanning dan semacamnya. Mereka beranggapan bahwa kulit sawo matang lebih sehat dan itulah standar kecantikan mereka. Aku yakin mereka (penonton internasional) tidak akan lagi mempermasalahkan ini (kulit pucat) jika kita (orang Korea) mengatakan mereka terobsesi dengan tanning."
"Itu hanyalah standar kecantikan orang-orang Korea. Aku merasa mereka benar-benar salah memahami frasa tersebut (kulit pucat)."
Baca Juga: Korea Selatan akan jadi Penyumbang Terbesar Anggaran PBB Tahun 2022-2024
"Sepertinya ini (masalah) translasi terjemahannya, bukannya menerjemahkan sebagai "kulit cerah" mereka menulisnya "kulit pucat," [para peserta] tidak ada yang mengatakan pucat. Aku juga mengerti maksud dari para penonton internasional tersebut, karena terjemahannya terus menulis 'pucat' dan 'suci' atau 'polos' secara bersamaan dan sering sekali. Kurasa penerjemahnya harus lebih berhati-hati dalam memilih kata, karena sekarang banyak sekali orang yang mulai tertarik dengan budaya Korea."
Apa kamu menonton acara realiti "Single Inferno" ini? Bagaimana menurutmu?***
Artikel Terkait
Song Hye Kyo Ungkap Rahasia Perawatan Kulit Mulusnya
Rahasia Cantik dan Awet Muda ala Artis Korea
Daftar Lengkap Film dan Series yang Akan Hadir di Netflix pada Bulan Januari 2022!
'The Silent Sea': Drama Netflix yang Paling Dinanti, tapi Dapat Review Penonton Paling Negatif
10 Drama Korea Rating Tertinggi di TV Kabel Tahun 2021, Ratu yang Tertukar Berada di Puncak Klasemen
5 Drama Sageuk Komedi yang akan Buat Kamu Terpingkal