ENAMPAGI - Didalam islam, harta memiliki kedudukan yang spesial. Ibadah harta dikaitkan dengan keimanan seorang hamba. Mengeluarkan harta adalah bukti keimanan seorang hamba baik kepada allah maupun pada hari akhir.
Banyak ibadah -ibadah agung didalam islam tidak dapat terlaksana tanpa harta. Zakat, wakaf, berbuat baik kepada fakir miskin, anak yatim hingga haji dan qurban.
Kata harta sendiri didalam al-quran disebut dengan al khoir. Artinya kebaikan, yang mana tujuan dari harta sejatinya adalah untuk kebaikan. Seperti membeli baju untuk melaksanakan sholat.
Sehingga sejatinya islam mendorong umat untuk dapat produtif dalam kehidupan agar dapat mewujudkan ibadah-ibadah yang utama tersebut.
Baca Juga: Permainan Tradisional yang Mengajak Anak Bermain: Sehat, Kaya Manfaat, Juga Hati Menjadi Riang!
Namun didalam beberapa riawayat ditemukan nash yang seakan-akan bertentangan dengan semangat produktif itu. nash yang menerangkan keutaman hidup sederhana dan menghindari kekayaan.
Salah satu Riwayat yang paling fenomenal adalah doa nabi saw :
“.اللَّهُمَّ أَحْيِنِي مِسْكِينًا وَأَمِتْنِي مِسْكِينًا وَاحْشُرْنِي فِي زُمْرَةِ الْمَسَاكِينِ يَوْمَ القِيَامَةِ"
“Artinya : Ya Allah ! Hidupkanlah aku dalam keadaan miskin, dan matikanlah aku dalam keadaan miskin, dan kumpulkanlah aku (pada hari kiamat) dalam rombongan orang-orang miskin”.HR. Attirmidzi: 2352 dan yg lainnya, hadits ini dihasankan oleh Syeikh Albani).
Disamping itu Nabi pun mengatakan, sebagian besar penghuni syurga adalah orang miskin. Rasulullah bersabda, “Aku telah berdiri di depan pintu surga, maka (kulihat) mayoritas orang yg memasukinya adalah orang-orang miskin“. (HR. Bukhori: 6547, Muslim: 2736).
Baca Juga: Jelang Puncak Ibadah Haji, Bus Salawat Berhenti Sementara dari 6 Hingga 13 Zulhijjah 1444 H
Dan orang miskin lebih dulu masuk syurga ketimbang orang kaya yang hisabnya panjang. Ini pula yang menjadi alasan bagi salah seorang sahabat yang kaya raya yaitu Abdurrahman bin auf yang berharap menjadi miskin ketimbang kaya raya.
Sebagian besar kehidupan para nabi pun dalam keadaan miskin. Termasuk Kehidupan Nabi muhammad setelah beliau menjadi nabi dalam keadaan yang dapat dikatakan miskin pula.
Bahkan, tatkala seorang sahabat nabi, tsa'labah mendatanginya untuk didoakan agar menjadi kaya raya, nabi justru menolak dan meminta tsa'labah bersyukur saja atas apa yang ada dan mempertanyakan sikap tsa'labah yang tidak ingin hidup dalam kesederhanaan seperti nabinya.
Baca Juga: Melepas Penat dari Perceraian, Ini yang Dilakukan Inge Anugrah
Artikel Terkait
Pemilik Warung Tertinggi di Indonesia, Mbok Yem Kisahnya Menjadi Sorotan, Pulang Kerumah Setahun Sekali!
Tips Merawat dan Membersihkan Kaca Mobil
Firdha Razak dan Kucing Bulu: Bagi Pemiliknya Seperti Rumah Kedua
Resep Cinnamon Coffe Bread Dijamin Enak!