ENAMPAGI.ID – Anak muda memang akan semakin berkembang dalam berbagai bidang. Namun ada kecenderungan labelisasi bahkan bisa menjadi berkembang ke arah konflik.
Bahkan kecenderungan labelisasi yang berlebih lantas menimbulkan rusuh dengan sesama bukan suatu hal yang sulit untuk bisa dilihat saat ini.
Akibatnya timbul kisruh di lingkungan sekolah, tempat tinggal dalam lingkup pelaksanaan ajaran agama yang berbeda, akibat kecenderungan labelisasi dan pemahaman agama yang sempit.
Baca Juga: Jangan Keliru! Ini Dia Perbedaan Essence dan Toner, Ternyata Cara Pakainya Juga Berbeda
Menurut Quraish Shihab, dalam beragama harus dipahami dulu perbedaan antara agama dan keberagaman. Kalau bisa terlaksana maka polarisasi (pembedaan) akan semakin mengecil.
*Agama dan keberagaman
Menurut Quraish Shihab, agama merupakan sesuatu hal yang pasti. Sedangkan keberagaman itu pelaksanaan ajaran agama, dengan beraneka macam tafsir yang dipakai.
Baca Juga: Rezky Aditya Diperiksa Polisi Terkait Video Syur, Pengacara Benarkan dan Tak Membantah!
Kalau seandainya konteks keberagaman ini dimengerti maka, tentu akan bisa untuk memahami toleransi beragama.
Yang tentunya masing-masing penafsiran agama itu bersikukuh dengan para pakarnya masing-masing. Maka pahamilah dan toleransi itu jalan yang terbaik.
Agar terhindar dari kecenderungan labelisasi yang merusak banyak hal bahkan tatanan sosial.
Baca Juga: Presiden Mentraktir Staff Atas Kemenagan Sepak Bola Putra Indonesia
Menurut Islam wasathiyah yang bisa ditafsirkan dengan shirathal mustaqiem atau jalan yang lebar, sehingga siapapun akan lebih mudah untuk melaluinya.
Atau intinya, pahami agama tidak dalam arti secara sempit, namun secara luas hingga bisa bersikap lebih santai menghadapi perbedaan.