Semua ini seolah menujukan kepada kita bahwa seakan islam agama yang mendorong umatnya pada kemiskinan dan anti pada kekayaan.
Ditambah lagi, kita banyak mendapati para ulama dan orang orang sholeh tampak hidup dalam kesederhanaan.
Padahal, tidak seperti itu, Para ulama bukan memilih hidup miskin berkekurangan harta, melainkan hidup yang zuhud, tawadhu dan khusyu' beribadah kepada allah.
makna dari kata miskin didalam hadist tersebut yakni bermakna ketawadu'an dan kekusyu'an, berbeda dengan kata faqir yang berarti membutuhkan harta, sebagaimana yang diterangkan Imam Ibnul Atsir di kitabnya An-Nihaayah fi Gharibil Hadits.
Selain itu, terdapat kisah imam syafi'i yang sempat iskal (janggal) kepada orang saleh yang kaya, termasuk kepada gurunya sendiri imam malik.
Namun setelah berguru dengan imam Syaikh Muhammad bin Hasan atas saran dari imam malik, Imam Syafi'i berubah keyakinanya bahwa harta di tangan orang sholeh lebih baik daripada diberikan kepada ahlul maksiat.
Para nabi pun tak semuanya miskin, kita tentu mengetahui salah seorang nabi allah yaitu Sulaiman as yang sangat kaya raya dan berkuasa, maka nabi sulaiman sudah cukup menjadi representasi bahwa kekayaan itu atau menjadi kaya itu tidak buruk dan dilarang dalam agama.
Hanya saja islam mengingatkan dalam mencari kekayaan jangan sampai membuat kita lalai dan melanggar syariat.
Orang kaya yang berzakat, berwaqaf, berhaji, berqurban dengan hartanya itu justru disanalah bentuk karunia allah kepadanya.
Dalam sebuah riwayat pula, pernah sekelompok faqir miskin dari kalangan muhajirin pernah mengeluh kepada nabi saw.
“Ya Rasulullah," kata seorang dari mereka, "Orang-orang kaya telah memborong semua pahala hingga tingkatan yang paling tinggi sekalipun.”
nabi pun mengatakan kepada mereka, "Itulah karunia Allah SWT yang diberikan kepada siapa saja yang Ia kehendaki." Setelah sebelumnya nabi memberikan amalan khusus kepada mereka, namun mereka Kembali lagi datang kepada nabi.
Al-quran banyak mengkaitkan ibadah harta dengan keimanan, sebuah pujian yang amat tinggi.
Maka apakah mungkin islam mencela dan merendahkan umatnya yang kaya, dan melarang umatnya menjadi kaya? tentu tidak, islam justru sangat mendorong umatnya untuk kaya. Tetapi Orang Kaya yang berhaji, berqurban, berzakat, bershodaqoh dengan hartanya tersebut.
oleh karna itu, harta menjadi wajib bila ibadah-ibadah yang utama atau yang wajib Seperti sholat, zakat, haji itu dikaitkan dengan salah satu kaidah fiqih yang menyebutkan :