ENAMPAGI – Nama organisasi Muhammadiyah mendadak menjadi bahan pembicaraan setelah perbedaan dalam menentukan jatuhnya hari raya Idul Adha tahun ini.
Namun Muhammadiyah bukan tahun ini saja yang beda dalam menentukan hari besar umat muslim jauh sebelumnya memang Muhammadiyah selalu berbeda dengan organisasi NU dan pemerintah dalam segi metode Hisab dan Ruqyal Hilal dalam menentukan seperti hari raya Idul Fitri dan Idul Adha.
Kita sebagai warga negara Indonesia yang baik dan menjunjung tinggi nilai persatuan dan kesatuan umat muslim harus mempunyai sifat toleransi tingggi menyikapi perbedaan ini. Dan harus bijak dalam menyikapi kasus perbedaan dalam menentukan hari raya Idul Adha 2022 yang dilakukan oleh Muhammadiyah.
Baca Juga: Gregoria Mariska Tunjung Gagal Melangkah ke Babak Final Malaysia Masters 2022
Berikut Sejarah Berdirinya Muhammadiyah
Terbentuknya Muhammadiyah terjadi di bulan Dzulhijah atau tepatnya pada tanggal 8 Dzulhijah di tahun 1330 h atau di kalender pada tanggal 18 november 1912 m.
Berdirinya Muhammadiyah adalah sebagai momentum penting yang menjadi salah satu sebuah Gerakan Sslam modernis terbesar di Indonesia setelah NU. Salah satu tokoh yang menjadi pelopor berdirinya Muhammadiyah adalah bernama Kyai Haji Ahmad Dahlan atau Muhammad Darwis yang berasal dari kota Yogyakarta.
Kata “Muhammadiyah” secara Bahasa berarti “Pengikut Nabi Muhammad” kata “Muhammadiyah” ditujukan dan selalu menjadi penghubung atau sering menjadi menghubungkan ajaran islam dan jejak perjuangan nabi Muhammad.
Kelahiran dan keberadaan organisasi Islam Muhammadiyah semenjak awal berdirinya sampai saat ini tidak lepas dari ide dan gagasan dari tokoh pendirinya sendiri yaitu Kyai Haji Ahmad Dahlan.
Itulah sejarah singkat awal terbentuknya dan berdirinya Muhammadiyah yang mungkin anda belum mengetahui sedetail tersebut semoga dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan tentang salah satu organisasi terbesar di Indonesia.***