ENAMPAGI – Sering kali membingungkan, sholatnya orang sakit haruskah menghadap ke kiblat? Lalu, bagaimana cara orang yang sholat di rumah sakit namun sholatnya tidak menghadap ke kiblat, bolehkah?
Dalam YouTube AL BAHJAH TV, Buya Yahya menjawab sekaligus menjelaskan tentang hal ini. Mari simak penjelasannya lebih lanjut.
Sholat adalah hal yang tetap wajib bagi orang sakit selagi masih memiliki akal dan dosa besar bagi orang yang meninggalkan sholat. Karena hukuman dan dosanya besar sekali untuk orang yang meninggalkan sholat, maka sebaliknya. Pahala bagi yang melaksanakannya pun besar pula.
Oleh karena barang siapa yang meninggalkannya dosanya besar maka dalam agama Islam memberikan keringanan. Pelaksanaan sholat di mudahkan semudah-mudahnya. Ibaratnya, tidak ada orang yang tidak bisa sholat. Bahkan bisa dibilang tidak ada orang yang kerepotan untuk melaksanakan ibadah sholat.
Baca Juga: Lowongan Kerja Area Sales Manager Wings Group
Contoh gamblang dari kemudahan dan keringanan itu adalah seperti jika tidak bisa berdiri maka diperbolehkan mengerjakan sholat sambil duduk. Jika tidak bisa duduk boleh mengerjakan sholat sambil berbaring. Jika tidak bisa berbaring boleh terlentang. Jika tidak ada air boleh wudhu dengan bertayamum menggunakan debu. Jika tidak mempunyai baju, telanjang pun juga boleh.
Sesuatu yang keliru dipahami adalah banyak orang mengira jika seseorang sakit dan masuk rumah sakit maka tidaklah wajib untuk mengerjakan sholat. Dalam hal ini, jika ada orang tidak bisa sholat atau kerepotan untuk mengerjakan sholat maka yang salah adalah gurunya.
Guru yang dimaksud disini adalah orang yang merawat dan membimbing saat orang tua sedang sakit, contohnya anaknya. Akan tetapi, jika si anak atau yang membimbing orang sakit ini tidak memiliki ilmu tentang sholatnya orang sakit maka akan tersiksa orang yang sakit dan berada di rumah sakit tersebut seperti hanya untuk sekedar wudhu atau berdiri.
Baca Juga: Telkom Hadirkan Metaverse Mall!, Simak Penjelasan Singkat Tentang Metanesia Berikut
Baktinya seorang anak disaat orang tuanya sakit adalah membimbing sholat. Karena ketidakmengertian, umumnya anak rela membiayai biaya rumah sakit orang tua hingga puluhan juta namun tidak berani menyewa seorang santri yang bisa membimbing sholat apabila dia tidak mengerti tentang cara orang yang sholat di rumah sakit .
Contoh solusinya, jika anak tidak mengerti tentang cara menuntun sholat pada orang tuanya yang sedang sakit maka bayar santri 500 ribu per bulan dari pondok terdekat untuk datang ke tempat orang tua yang sakit dan membimbingnya saat sholat 3 waktu saja. Sebab, bagi orang yang sakit sholatnya boleh dijamak. Inilah hal yang cenderung tidak pernah terpikirkan oleh anak yang kaya raya sekalipun. Lalu, dibiarkan ayah atau ibunya yang sakit tidak sholat.
Sebaiknya, ayah atau ibu yang sakit paling tidak ditemani oleh anaknya yang bisa mengaji dan membaca dzikir. Bukan ditinggal asyik sendiri mengobrol atau melihat sinetron. Jika demikian anak tidak tahu saat orang tuanya meninggal maka durhakalah anak tersebut.
Sholat menghadap kiblat adalah keharusan sekalipun sholatnya orang sakit. Bagi orang sakit yang sholat dengan terlentang maka kakinya diarahkan ke kiblat. Tengkuknya diganjal sedikit dengan bantal agar dadanya juga menghadap ke kiblat. Tempat tidurnya digeser supaya menghadap ke kiblat.