ENAMPAGI - Al-Quran sendiri telah mengkisahkan beberapa tempat yang ada di muka bumi ini, saking luasnya ternyata masih ada tempat misterius yang belum diketahui keberadaanya.
Hal ini tentu menjadi sebuah pertanyaan, tempat misterius seperti apakah yang disebutkan dalam Al-Quran tersebut.
Berikut penjelasan mengenai tempat misterius yang diduga adalah tembok keberadaan Ya'juj dan Ma'juj yang terdapat dalam Al-Quran, seperti dilansir dari YouTube PEGAWAI MUSLIM, simak selengkapnya:
Ya'juj dan Ma'juj ini ialah dua bangsa manusia yang akan berbuat keruksakan di bumi. Kemunculannya pun akan menjadi suatu pertanda bahwa hari kiamat sudah dekat bahkan sudah di depan mata.
Namun saat ini, keberadaan mereka masih terhalangi oleh tembok yang kokoh dan konon tembok tersebut dibangun oleh raja Zulkarnain.
Hal tersebut diabadikan dalam Al-Quran pada surah Al-Kahfi ayat 93-94 yang artinya:
"Hingga ketika dia (Zulkarnain) sampai di antara dua gunung, didapatinya di belakang (kedua gunung itu) suatu kaum yang hampir tidak memahami pembicaraan" (93)
"Mereka berkata, "Wahai Zulkarnain! Sungguh Ya'juj dan Ma'juj itu (sekelompok manusia) yang berbuat keruksakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau membuat dinding penghalang antara kami dan mereka?" (94)
Syaikh Hamdi bin Hamzah Abu Zaid yang merupakan seorang penulis dan peneliti mengenai penghalang tembok Ya'juj dan Ma'juj meyakini bahwa tembok yang dibuat raja Zulkarnain itu adalah tembok besar yang berada di China.
Lalu, Ia menuangkan pemikirannya itu melalui karya tulisnya yang diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia dengan buku yang berjudul, "Mengungkap misteri perjalanan Zulkarnain ke Cina, Munculnya Ya'juj dan Ma'juj di Asia".
Namun jika kita kaitkan dengan Al-Quran, apa yang diprediksi oleh Syaikh Hamdi ini memiliki perbedaan, tembok Cina itu tersusun dari batu bata sedangkan tembok yang dibuat oleh raja Zulkarnain tersebut terbuat dari tumpukan besi yang dicampur dengan tembaga yang kuat dan kokoh.
Fakta selanjutnya, tembok Cina ini ternyata dibangun secara bertahap selama ratusan tahun dalam beberapa dinasti yang memerintah di Cina.