ENAMPAGI.ID - Alat pacu jantung atau pacemaker terdiri dari dua komponen yang konvensional ada baterai dan ada kabelnya.
Alat pacu jantung atau pacemaker baterainya bisa menghantarkan denyut listrik yang menghantarkan listrik ke jantung supaya jantung bisa berdenyut.
Alat pacu jantung membantu mengetahui informasi tentang denyut nadi jantung, jadi kalau yang denyutnya 30 40 bisa balik lagi normal ke 60 sampai 100 dalam kondisi istirahat.
Pacemaker ini standby fungsinya artinya kalau tidak diperlukan tidak bekerja jadi analogikan seperti genset di rumah.
Baca Juga: Simak! Inilah Cara Membangun Kebiasaan Hidup yang Mengurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke
Kalau genset di rumah bekerja kalau pln-nya mati kalau pln-nya mati gensetnya bekerja sedangkan kalau pln-nya hidup tentu saja gensetnya ti bekerja.
Demikian halnya juga dengan pacemaker alat baterai kecil ini akan berfungsi kalau memang denyutnya turun di bawah yang kita setting jadi pacemaker.
Misalnya kita pasang kemudian kita set di 60 yang normal kalau denyut nadinya turun di bawah 60 pacemakernya baru bekerja.
Sedangkan kalau denyutnya mungkin ketika aktivitas di atas 60 maka pacemakernya tidak bekerja.
Pacemaker ini jenisnya ada beberapa jenis ada pacemaker yang satu kabel, dua kabel atau bahkan ada yang tiga kabel, jadi masing-masing mempunyai fungsi.
Nanti ketika konsultasi ke dokter maka dokter akan menentukan kira-kira pasien ini membutuhkan pacemaker yang satu, dua atau tiga kabel.
Baca Juga: Tips Menjaga Kesehatan Jantung dengan Gaya Hidup Aktif dan Diet Seimbang
Fungsinya berbeda-beda tergantung jenis penyakitnya dan juga tergantung kebutuhan dari pasien tersebut.
Alat pacemaker atau alat pacu jantung terdiri dari dua komponen yaitu komponen baterai jantung kemudian komponen kedua adalah kabelnya.
Jadi baterainya atau generator akan dihubungkan ke kabelnya nanti kabelnya akan dimasukkan lewat pembuluh darah balik atau pembuluh darah vena ini akan diletakkan di jantung.
