Dokter Jati Kusuma menjelaskan, Hb pasien tersebut adalah 8,7 yang seharusnya berada pada angka 11,0.
"Hb pasien 8,7 seharusnya di atas 11,0 dan profil darah lainnya mengarah ke anemia defisiensi besi," terangnya.
2. Kekurangan Zat Besi
Jati Kusuma menjelaskan, defisiensi besi termasuk kekurangan mikronutrien yang sulit
terdeteksi.
"Anemia defisiensi besi ini termasuk kekurangan mikronutrien yang sulit terdeteksi, jadi
kekurangan mikronutrien besi (malnutrisi) ini tidak bergejala," terangnya.
Jati Kusuma mengklaim orang tua sang pasien tidak pernah mengecek kadar Hb tersebut
karena anak yang tampak aktif dan ceria.
Namun, hasil laboratorium anemia ini akhirnya diketahui saat sang anak dirawat karena jatuh sakit.
"Sebelumnya orang tuanya tidak pernah mengecek kadar lab darah karena anak tampak aktif dan ceria, tidak pernah sekalipun pucat," tutur dokter spesialis anak tersebut.
"Hasil lab anemia ini ketahuan saat anak dirawat karena sakit dengan penyebab yang lain yaitu bronkopneumonia," tambahnya.
3. Anak Sering Konsumsi Teh
Jati Kusuma mengungkap, kasus gejala pasien anak yang mengalami anemia defisiensi besi
ini, kadar Hbnya akan turun drastis di bawah angka 8.
"Biasanya kalau sudah bergejala, kadar Hb sudah anjlok di bawah 8," ujar dokter spesialis anak tersebut.
Berdasarkan hal itu, Jati Kusuma mengaku telah menelusuri penyebab anjloknya Hb pasien
tersebut, yaitu pihak orang tua sering memberikan konsumsi teh kepada anaknya.
"Setelah ditelusuri ternyata pasien ini sering diberikan teh oleh orang tuanya. Karena menurut ayahnya, anak lebih senang jika diberikan teh. Padahal teh ini bisa menghambat penyerapan zat besi,"ungkap sang dokter.
Artikel Terkait
Kota Sejuk, Destinasi Seru! 5 Tempat Wisata Terpopuler di Bogor
Jelajahi Keindahan Yogyakarta! 5 Destinasi Wisata Wajib Dikunjungi
Taman Sari, Tempat Wisata yang Memikat dengan Keindahan Arsitektur
Pantai Parangtritis, Menyaksikan Keindahan Sunset di Tepi Laut
Rahasia Liburan yang Tak Terlupakan, 5 Destinasi Tersembunyi di Jogja