Hindari perangkap kekuasaan, jika anak menggunakan tantrum sebagai cara untuk mendapatkan perhatian atau mengendalikan situasi.
Hindari memberikan mereka apa yang mereka inginkan selama tantrum berlangsung. Tunggu hingga mereka tenang sebelum memberikan perhatian atau menawarkan solusi.
Baca Juga: Deretan Aktor Hollywood Berpenghasilan Fantastis!
Berikan perhatian pada faktor pemicu, amati pola tantrum anak dan cari tahu faktor pemicu yang mungkin memicu reaksi emosional mereka.
Dengan mengenali pola-pola ini, Anda dapat membantu menghindari situasi yang memicu tantrum atau memberikan dukungan lebih baik ketika situasi yang menantang tidak dapat dihindari.
Cari bantuan dan dukungan, jika tantrum anak terus berlanjut atau menjadi terlalu sulit untuk ditangani, jangan ragu untuk mencari bantuan dari profesional seperti psikolog anak atau konselor keluarga.
Mereka dapat memberikan saran dan strategi yang lebih khusus sesuai dengan kebutuhan anak dan keluarga.
Ingatlah bahwa setiap anak adalah individu yang unik, dan metode yang efektif untuk menghadapi tantrum dapat bervariasi.
Baca Juga: Kemenag Minta Garuda Indonesia Komitmen dengan Jadwal Penerbangan Jemaah Haji
Penting untuk beradaptasi dengan gaya dan kebutuhan anak Anda, serta menjaga komunikasi yang baik dan kasih sayang dalam membantu mereka belajar mengelola emosi secara sehat.
Semangat para orangtua! ***
Artikel Terkait
Jadi Anak Angkat Raffi Ahmad dan Nagita Slavina, NCT Dojaejung Langsung Diajak Ke Labuan Bajo!
Lambatnya Penanganan, Ibu dan Anak Wafat
Begini Jawaban Tegas Inara Rusli Terkait Perebutan Hak Asuh Anak-anaknya
Anak Rewel Suka Langsung Dikasih GADGET? Hati-hati Bisa Berefek Pada Perkembangan Emosi Anak!
Inge Anugrah Tak Diizinkan Memasak Untuk Anak-Anaknya Di Rumah Ari Wibowo, 'Gimana Caranya Kan Gak Ada Kompor'