Jika masyarakat tidak teredukasi tentang cara melindungi diri mereka sendiri, mengenali situasi berbahaya, atau melaporkan kejadian kejahatan, peluang bagi pelaku kejahatan untuk beroperasi meningkat.
4. Konflik sosial
Baca Juga: Adab Warisan Menurut Pandangan Islam
Daerah yang mengalami ketegangan sosial, ketidakstabilan politik, atau konflik antar kelompok dapat menjadi faktor yang memicu tingkat kejahatan yang lebih tinggi, termasuk begal.
Konflik tersebut dapat menciptakan lingkungan yang tidak stabil dan mengganggu kehadiran pihak berwenang, sehingga memberikan kesempatan bagi pelaku kejahatan untuk beroperasi tanpa banyak hambatan.
5. Pengaruh media dan faktor sosial
Terkadang, maraknya kasus begal dapat dipengaruhi oleh peristiwa-peristiwa yang diberitakan secara luas oleh media massa.
Berita tentang kejahatan-kejahatan begal yang menonjol dapat memicu tindakan serupa oleh orang-orang yang terinspirasi atau tertarik pada kegiatan kriminal tersebut.
Baca Juga: Profil dan Karir Ganjar Pranowo, dari Bupati Wonogiri Hingga Gubernur Jawa Tengah
Penting untuk dicatat bahwa faktor-faktor ini mungkin bervariasi di setiap wilayah atau negara, dan faktor-faktor lain juga dapat mempengaruhi maraknya kasus begal.
Penting untuk memahami bahwa mengatasi masalah begal memerlukan pendekatan holistik yang melibatkan pemerintah, penegak hukum, masyarakat, dan faktor-faktor lain yang relevan. ***
Artikel Terkait
Ungkapan Kebahagiaan Korban Begal Jadi Tersangka Setelah Bebas Dari Penjara