Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah ruang yang didominasi oleh lingkungan alami, baik di dalam maupun di luar kota, seperti jalur hijau, taman, halaman, dan area rekreasi kota.
Oleh karena itu, unsur hijau (vegetasi) diutamakan dalam setiap bentuk RTH, sedangkan ruang publik dan ruang terbuka hanya berupa lahan terbuka yang belum dibangun yang tanpa tanaman.
Ruang publik adalah ruang yang dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat, tetapi ruang terbuka dan RTH tidak selalu dapat digunakan dan dinikmati oleh seluruh masyarakat.
Untuk menjaga keseimbangan kualitas lingkungan perkotaan, ruang terbuka hijau membutuhkan perencanaan yang lebih baik lagi.
Dalam penjabaran GBHN tahun 1993, penjabaran yang dimaksudkan untuk mempertahankan kualitas lingkungan perkotaan adalah sebagai berikut: pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan dan hasilnya, stabilitas nasional, dan pembangunan berkelanjutan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan hidup.
Manfaat Ruang Terbuka Hijau
Apabila dilansir melalui situs resmi Lindungi Hutan, manfaat RTH berdasarkan fungsinya dapat dibedakan menjadi manfaat langsung dan manfaat tidak langsung.
Manfaat langsung adalah manfaat yang dapat dirasakan secara langsung. Seperti tempat untuk berekreasi, keindahan dan kenyamanan.
Sedangkan manfaat tidak langsung yaitu manfaat yang bersifat jangka panjang seperti udara yang bersih, pelestarian lingkungan, persediaan air. Beberapa manfaat RTH lainnya seperti:
1. Penyerap Karbon Dioksida (CO2)
Jika ada ruang terbuka hijau, tentunya banyak tumbuhan akan tumbuh di sana. Pada proses fotosintesis, tumbuhan menghasilkan oksigen dan berfungsi sebagai penyerap karbon dioksida.
Udara di kota-kota yang memiliki konsentrasi gas karbon dioksida tinggi dapat mencemari udara, yang tidak baik bagi manusia maupun hewan.
Fungsi tumbuhan untuk menghasilkan oksigen adalah bagian penting dari udara untuk bernafas.
Ruang terbuka hijau dapat membantu mengatasi fungsi hutan yang menurun seperti pembalakan dan ladang.
2. Menjaga Air Tanah