Di area RTH, perakaran tanaman dan serasah dapat menghasilkan humus, yang akan mengurangi tingkat erosi.
Kemudian, mengurangi aliran permukaan dan menjaga kondisi air tanah di sekitarnya. Ketika musim hujan, aliran permukaan dapat dikontrol dengan rapat dengan penutupan vegetasi.
Ketika musim kemarau tiba, air tanah yang tersedia dapat membantu kehidupan di kota. Ruang Terbuka Hijau memerlukan minimal setengah hektare untuk menahan aliran permukaan hujan dan menyerap 10.219 meter kubik air ke dalam tanah setiap tahun.
3. Penahan Angin
Pilihan jenis tanaman yang tepat dapat berfungsi sebagai penahan angin karena dahan tanaman yang kuat dapat mengurangi kecepatan angin hingga 75-80%.
Pohon yang ditanam juga dapat menurunkan suhu dan kelembapan udara, serta kecepatan angin.
4. Habitat Kehidupan Liar
Ruang Terbuka Hijau berfungsi sebagai tempat perlindungan dan sumber nutrisi bagi beberapa jenis satwa yang ada di sekitar RTH.
Burung, serangga, dan mamalia kecil adalah contoh dari jenis satwa ini. Ekosistem lokal dapat dibentuk oleh lingkungan alami dan keanekaragaman tumbuhan. Ekosistem ini dapat menjadi rumah bagi habitat berbagai jenis kehidupan liar.
5. Ameliorasi Iklim
Seperti yang telah kita ketahui bersama, suhu udara di lingkungan hutan memiliki kondisi yang lebih nyaman daripada di lingkungan tanpa tanaman. Ruang Terbuka Hijau di kota dapat menurunkan suhu di siang hari.
Di malam hari, karena tajuk pohon yang mampu menahan radiasi bumi, suhu akan tetap lebih hangat.
Karena pantulan panas matahari dari gedung, aspal, dan baja, pohon dapat menyejukkan daerah perkotaan yang panas.
Jenis Klasifikasi Ruang Terbuka Hijau
Dinas Pertamanan mengklasifikasikan ruang terbuka hijau berdasarkan pada kepentingan pengelolaannya adalah sebagai berikut yang ada di bawah: