lifestyle

Fenomena ‘Karoshi’ di Jepang, Akibat Budaya Kerja yang Ketat

Selasa, 10 September 2024 | 14:00 WIB
Ilustrasi Fenomena ‘Karoshi’ di Jepang, akibat kerja berlebihan. (Unsplash.com/Andrew Neel)

ENAMPAGI.ID - Fenomena 'karoshi' atau kematian akibat bekerja yang terjadi di Jepang menjadi perbincangan hangat publik internasional.

‘Karoshi’ juga sering disebut aktivitas seorang karyawan yang bekerja sampai mati, karena sang karyawan terlalu banyak bekerja dengan jam kerja yang relatif terlalu panjang.

Selain itu, para karyawan di Jepang kebanyakan memiliki ikatan terlalu besar dengan pekerjaan. Hal inilah yang membuat mereka rela sering bekerja sampai lembur.

Fenomena ini menjadi isu yang hangat, hingga membuat Jepang mendapatkan julukan sebagai negara dengan penduduk yang gila kerja dan rela menghabiskan waktu untuk bekerja.

Baca Juga: Awas! Hindari Anak dari Pornografi: Peran Orang Tua Sangat Penting, Ini Alasannya

Sayangnya, kebiasaan gila kerja ini kerap kali menyebabkan kematian karena kelelahan. Kasus kematian karena terlalu banyak kerja inilah yang disebut sebagai ‘karoshi’.

‘Karoshi’ Pertama di Jepang

Di Jepang, karoshi pertama kali terjadi pada tahun 1969. Hal ini terjadi pada pria berusia 29 tahun yang pada saat itu bekerja di departemen pengiriman surat kabar di Jepang.

Ketika di kantor, pria tersebut mendadak terserang stroke dan dinyatakan meninggal karena terlalu berlebihan bekerja.

Baca Juga: Terowongan Ini Tampilkan Citra Istiqlal-Katedral, Paus Fransiskus Beri Pesan Menyentuh

Sejak kejadian tersebut, fenomena ‘karoshi’ terus terjadi di Jepang karena para pegawai takut akan dipecat apabila kerja mereka tidak maksimal.

Mereka juga berharap bisa segera naik pangkat atau naik gaji dengan menunjukkan hasil kerja yang maksimal di hadapan atasan.

Sayangnya, kerja yang berlebihan ini terkadang membuat para pekerja di Jepang jatuh sakit.

Baca Juga: Rebranding Ace Hardware Raup Keuntungan, Ini Deretan Perusahaan Besar yang Lakukan Hal Serupa

Halaman:

Tags

Terkini