Atau berkata "sstttt adik jangan rewel ya" Atau "kakak jangan nangis terus nanti ada polisi lo"
Tapi Ayah dan Bunda lakukan ini, hadir secara tenang dan sadar untuk menemani anak dan mengawasinya saat tantrum, misalnya duduk didekat anak saat anak sedang tantrum.
Baca Juga: Terlihat Berbeda dan Semakin Cantik, Amanda Manopo Pamer Rambut Pirangnya di Instagram
2. Ayah dan Bunda akui emosi yang ditunjukkan anak dan berusahalah sambil mencari apa Penyebabnya
Misalnya bertanya kepada anak :
"Adik menangis karena sedih ya mainannya rusak? "
"Bunda ada disini ya nemenin kakak, mau Bunda peluk? "
"Kakak merasa marah karena belum mau mandi ya? "
"Adik marah karena tidak mau meminjamkan mainannya kepada kakak? "
Berusaha untuk menenangkan anak dengan pertanyaan yang menenangkan dengan nada yang lembut.
3. Setelah anak lebih tenang dan mulai bisa diajak bicara, Ayah dan Bunda bisa ajak anak untuk berlatih regulasi emosi dan temukan alternatif atau strategi untuk memecahkan masalah anak
Baca Juga: Mari Berqurban Mengharap Ridho Allah SWT
Misalnya, dengan :
"Adik mau coba melemparkan balon air di taman? Yuk Bunda temani "
"Kita latihan tarik nafas tiup bubble yuk sama-sama"
"Kita coba sama-sama untuk memperbaiki mainannya ya"
"Adik boleh mengambil mainan yang tidak sedang dimainkan kakak"
Pendekatan yang lembut dapat membuat anak jauh lebih tenang, jadi Ayah dan Bunda harus selalu sabar dan sadar menghadapi anak yang sedang tantrum. ***