ENAMPAGI – Swedia dikenal sebagai negara di kawasan Eropa Utara yang diminati pelajar dan mahasiswa untuk menimba ilmu di sana.
Swedia dikenal pula masyarakatnya yang menganut hidup selaras atau lagom. Cukup menarik memang falsafah hidup selaras atau lagom.
Mengingat notabene kebanyakan masyarakat kawasan manapun saat ini yang dituntut untuk gila kerja, mementingkan karir di atas segalanya. Tapi negara Swedia terasa berbeda.
Swedia mengenal istilah yang disebut lagom, yang diartikan cukup, tidak terlampau banyak, namun tidak terlalu sedikit. Itulah hidup selaras.
Baca Juga: Urus Sertifikasi Halal Lebih Mudah dan Murah, Cek Faktanya!
Lagom tersebut tidak hanya sekedar nama, namun benar-benar dilakukan oleh masyarakat Swedia.
Mengingat di masyarakat Indonesia, masih banyak kearifan lokal yang dipegang masyarakat. Seperti nrimo in pandum (menerima dengan lapang apapun itu keadaan) dan keragaman lain.
Namun saat ini dituntut harus kerja keras, tak punya waktu lebih untuk keluarga seringkali menjadi hal yang lumrah.
Namun Swedia justru menganggap kalau kerja lembur karena mencari bonus atau karena belum selesai pekerjaannya, hal ini justru dianggap tidak efisien. Mereka menghindarinya.
Itu adalah salah satu dari lagom yang diterapkan di negara Swedia. Ada 5 unsur yang terdapat dalam lagom.
Baca Juga: Kemenag Umumkan 30 Penerima Beasiswa Kuliah di Maroko, Inilah Tahap Selanjutnya
1. Selalu berpikir positif
Hal yang baik dan memang pantas diterapkan mengingat ini lebih menyenangkan.
Karena perjalanan keseharian itu akan terus didapat maka hal yang terbaik adalah belajar dari pengalaman yang diperoleh.