ENAMPAGI.ID – Tindak kekerasan atau bullying memang seolah peristiwa naas atau sial yang menimpa siapapun.
Seperti halnya kejadian yang dialami Kepala Sekolah Menengah Atas di Praya Tengah, Lombok yang didemo muridnya untuk mundur dari jabatannya karena dianggap melakukan kekerasan atau bullying.
Salah satu siswa tersebut merasa telah menerima bullying atau kekerasan karena tidak bisa menjawab perhitungan perkalian sederhana, sehingga merasa dipermalukan.
‘Kami tidak terima MFA di-bully makanya Kamis (25/5/2023) itu kami demo. Semua siswa sepakat minta Kepsek mundur dari jabatannya karena suka membully," tutur siswa tersebut.
Baca Juga: Urgensi Menabung Emas: Keuntungan Investasi Jangka Panjang
Saat ini siapapun bisa terkena dampak bullying baik yang memang berniat menyakiti bahkan yang berniat baik. Sehingga akhirnya bisa saja orang berpikir ulang.
Seandainya suatu niat baik itu disalahartikan, tanpa ada keberpihakan pihak lain, maka sepertinya bullying itu seolah menjadi hantu yang menakutkan. Kalau ini sampai terjadi, apa jadinya generasi penerus bangsa ini.
Padahal tantangan ke depan justru semakin keras, seharusnya persiapan sikap mental kuat yang tidak mudah patah arang dan menyerah yang dimiliki mereka. Harus bersikap banyak-banyak belajar, jangan sombong. Seandainya sekalipun dia hebat.
Baca Juga: Berikut 6 Masker Rambut Alami untuk Menghilangkan Ketombe
Memang siapapun akan sakit hati, malu, menderita jika menerima bentuk penindasan oleh pihak lain baik teman sebaya maupun pihak yang lebih kuat. Itulah gunanya dukungan pihak yang lebih dewasa atau pembimbing atau orang tua.
Memang saat ini masalah bullying seolah-olah menjadi suatu kelatahan, apapun itu dianggap sebagai bullying.
Memang keberpihakan pada anak (pihak yang dianggap lemah) itu baik, bahwa perudungan merupakan perilaku yang tidak menyenangkan secara verbal fisik maupun sosial di dunia nyata maupun maya yang membuat seseorang tidak merasa nyaman atau aman.
Baca Juga: Menyingkap Rahasia Law of Attraction: Mengubah Pikiran Menjadi Kenyataan
Sakit hati dan tertekan baik dilakukan secara perorangan atau kelompok (ditpsd.kemdikbud.go.id).