ENAMPAGI - Apakah Anda pernah merasa perubahan drastis dalam suasana hati dan emosi menjelang menstruasi? Jika iya, Anda mungkin mengalami sindrom pramenstruasi (PMS).
PMS adalah kondisi yang umum dialami oleh banyak wanita beberapa hari sebelum menstruasi.
Salah satu gejala yang sering terjadi pada PMS adalah perubahan emosi yang signifikan, seperti kemarahan dan kepekaan yang meningkat. Tetapi mengapa hal ini terjadi?
Ada beberapa faktor yang dapat menjelaskan mengapa orang PMS sering marah dan sensitif. Salah satunya adalah perubahan hormon.
Baca Juga: Wow! Kapal Pengawas Orca 5 Tiba di Perairan Indonesia
Saat mendekati menstruasi, kadar hormon estrogen dan progesteron dalam tubuh mengalami fluktuasi yang signifikan.
Perubahan hormon ini dapat mempengaruhi neurotransmiter dalam otak yang bertanggung jawab dalam mengatur suasana hati dan emosi.
Sebagai hasilnya, orang yang mengalami PMS dapat menjadi lebih rentan terhadap perasaan marah dan sensitif.
Selain itu, perubahan hormon juga dapat memengaruhi sistem saraf pusat, yang berperan dalam mengendalikan respon emosional.
Selama periode ini, otak mungkin menjadi lebih responsif terhadap stimulus yang biasanya tidak memicu reaksi emosional yang kuat.
Baca Juga: Tips Pentingnya Mengecek dan Mengisi Tekanan Ban Mobil secara Rutin
Hal ini dapat membuat seseorang dengan PMS lebih mudah tersinggung atau marah terhadap situasi sehari-hari yang sebelumnya tidak begitu berarti.
Selain faktor hormon, faktor psikologis juga dapat memainkan peran penting dalam mempengaruhi emosi selama PMS.
Beban stres yang tinggi, depresi, atau kecemasan yang sudah ada sebelumnya dapat memperburuk gejala PMS.