Selain itu, vaksin dengan dosis tunggal lebih cocok untuk vaksinasi ulang (vaksin tambahan) di kemudian hari.
Namun, hingga saat ini, belum ada cukup data tentang efektivitas varian dosis tunggal vaksin Sputnik V terhadap salah satu garis genetik baru virus corona (Delta). Juga tidak jelas, sejauh mana satu dosis vaksinasi dapat melindungi seseorang terhadap virus corona varian Delta yang dominan.
Baca Juga: Gunung Ciung, Destinasi Wisata Alam di Bogor yang Bisa Dinikmati Bersama Keluarga
Untuk menghitung efektivitas, para ilmuan tersebut menggunakan indikator, seperti proporsi kasus COVID-19 di antara mereka yang divaksinasi dengan dosis tunggal dan proporsi kasus di antara mereka yang tidak divaksinasi pada Juli 2021, di Moskow.
Hasilnya menunjukkan kemanjuran yang sangat tinggi dari pemberian vaksinasi dosis tunggal dengan komponen pertama vaksin Sputnik V (Sputnik Light) terhadap varian Delta di kalangan warga usia muda dan setengah baya, setidaknya selama tiga bulan pertama setelah menerima vaksin dosis tunggal tersebut.
Dalam kelompok usia 18-29 tahun, efektivitas vaksin terhadap varian Delta secara keseluruhan adalah 88,61 persen, dan efektivitas keseluruhan untuk orang dewasa di atas usia 18 tahun adalah 69,85 persen.
Baca Juga: Perempat Final French Open 2021: Shesar Hiren Rhustavito Akan Melawan Momota, Bagaimana Peluangnya?
Efektivitas dosis pertama Sputnik V terhadap gejala COVID-19 sedang dan parah bahkan lebih tinggi.
Jumlah tersebut mengindikasi bahwa Sputnik Light lebih efektif melawan varian Delta dibandingkan dengan vaksin lain yang memerlukan dua dosis penyuntikan.***