ENAMPAGI - Dua peneliti dari universitas kedokteran Jepang telah menemukan hubungan antara kebiasaan merokok dengan vaksinasi COVID 19.
Dokke dan Jinichi, peneliti dari Jepang, telah mengidentifikasi faktor-faktor pelemah antibodi setelah vaksinasi COVID 19 dari kebiasaan merokok.
Penelitian tentang hubungan kebiasaan merokok dengan kekebalan tubuh setelah vaksinasi COVID 19 ini mereka tuangkan dalam sebuah publikasi penelitian dalam portal medRxiv.
Penemuan faktor hubungan kebiasaan merokok dengan kekebalan tubuh setelah vaksinasi ini didapat dari penelitian terhadap sampel darah 378 sukarelawan yang merupakan petugas medis.
Baca Juga: 7 lagu K-Pop Rasa Musim Gugur, Cocok Didengar Bersama Iringan Suara Hujan
Dari 378 sampel darah, 255 adalah perempuan dan 123 adalah laki-laki.
378 sampel tersebut adalah petugas-petugas medis dari seluruh belahan dunia yang telah menerima vaksinasi dosis ke-2 vaksin Pfizer tiga bulan terakhir sebelum sampel darah mereka diambil.
Pengambilan sampel ini ditujukan untuk menentukan keberadaan dan mengukur tingkat antibodi yang membentengi (titer) SARS-Cov-2 dalam darah.
Baca Juga: 5 Ide Kado yang Menarik Serta Berkesan Untuk Merayakan Hari Ayah Sedunia 12 November 2021
Analisis tersebut diambil dengan memperhitungkan riwayat kesehatan, umur, dan kebiasaan buruk sang petugas medis.
Dari analisis di atas, kemudian para peneliti memperkecil lagi sampelnya menjadi dua kelompok sukarelawan.
Pertama, tenaga medis yang memiliki kebiasaan merokok. Kedua, petugas medis yang tidak pernah sama sekali menggunakan produk tembakau.
Baca Juga: Skincare Alami, Murah dan Gampang Dibuat Sendiri di Rumah
Ternyata, konsentrasi antibodi dalam darah kelompok pertama (baik laki-laki ataupun perempuan) berada pada indikator di bawah normal, yaitu IgG 140-250.