ENAMPAGI.ID - Pada masa sekarang ini, banyak peserta didik masih menganggap bahwa palajaran Bahasa Inggris adalah momok bagi mereka. Tidak sedikit yang merasa ketakutan ketika Guru Bahasa Inggris akan memasuki kelas. Hal tersebut sangatlah wajar terjadi pada peserta didik yang tidak suka pada suatu mata pelajaran. Entah itu dikarenakan mereka tidak mampu dalam mata pelajaran tersebut, ataukah karena peranan guru yang kurang menghibur peserta didik sehingga mereka tidak begitu tertarik dengan mata pelajaran tersebut.
Pada sebagian besar peserta didik, mereka mengalami ketakutan pada sebuah mata pelajaran dikarenakan mereka tidak mampu dalam mata pelajaran tersebut. Hal itu lazim terjadi pada siswa di tingkat pendidikan dasar ataupun tinggi. Semisal peserta didik lemah dalam menghitung, maka akan terjadi ketakutan setiap kali guru Matematika datang ke kelas. Semisal peserta didik lemah pada vocabulary Bahasa Inggris, maka peserta didik akan takut setiap kali guru Bahasa Inggris datang ke kelas. Namun hal tersebut akan cepat berubah menjadi sebuah kesenangan ketika peserta didik sudah mulai memperbaiki kelemahan mereka (semisal dalam menghitung, atau dalam hafalan vocabulary).
Akan tetapi tidak sedikit ketakutan pada sebuah mata pelajaran dikarenakan peranan guru yang terkadang memang dengan instruksi dan aturan yang kaku, membuat peserta didik menjadi takut akan suatu mata pelajaran. Hal ini terkadang berasal dari metode pembelajaran ataupun trick-trick yang dipakai oleh guru terlalu monoton dan kurang menarik sehingga menyebabkan peserta didik kurang tertarik ataupun terhibur di dalam kelas.
Dalam hubungan dengan mata pelajaran Bahasa Inggris, terdapat kompetensi komunikatif yang seringkali menjadi fokus utama bagi peserta didik. Menurut Kurikulum 2013, kemampuan komunikatif dalam Bahasa Inggris terdapat keterampilan berbahasa-mendengarkan, berbicara, membaca, menulis (Pedoman Guru Kurikulum 2014. 2014:2). Semua ketrampilan tersebut seringkali terhambat pada metode dan model pembelajaran yang kurang tepat pada peserta didik.
Baca Juga: 4 Tipe Komunikasi dalam Mengekspresikan Perasaan, Kamu Tipe yang Mana?
Untuk mencapai tujuan pembelajaran maka tidak lepas dari model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Model pembelajaran menurut Tardif dalam Muhibbin Syah (2010: 198) adalah “cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan kegiatan kependidikan, khususnya kegiatan penyajian mata pelajaran kepada siswa”. Prosedur baku tersebut digunakan oleh guru untuk mengajar di kelas. Selain itu dengan metode pembelajaran dapat membantu guru dan memudahkan dalam penyampaian materi kepada siswa.
Media flashcard dianggap sebagai suatu media yang menimbulkan kesenangan dan ketertarikan siswa dalam pembelajaran kosakata, karena flashcard merupakan salah satu bentuk media pembelajaran berupa kartu bergambar yang disukai siswa dan dapat disajikan dalam bentuk permainan. Dengan demikian flashcard merupakan suatu alternatif yang dapat di perkirakan dapat membantu meningkatkan kemampuan kosakata siswa, terutama terutama kemampuan dalam menyimak kosakata (Listening skill) dan berbicara (speaking skill).
Media flashcard tergolong dalam media visual (gambar), media flashcard memiliki beberapa kelebihan, sebagaimana yang diungkapkan oleh Susilana dan Riyana (2009 : 94) antara lain:
Baca Juga: Gawat! Omicron, Varian Baru Virus Corona Muncul dan Menyebar dengan Cepat!
1. Mudah dibawa kemana-mana; yakni dengan ukuran yang kecil flashcard dapat disimpan di tas bahkan di saku, sehingga tidak membutuhkan ruang yang luas, dapat digunakan di mana saja, di kelas ataupun di luar kelas.
2. Praktis; yakni dilihat dari cara pembuatannya dan penggunaannya, media flashcard sangat praktis, dalam menggunakan media ini guru tidak perlu memiliki keahlian khusus, media ini tidak perlu juga membutuhkan listrik. Jika akan menggunakannya kita tinggal menyusun urutan gambar sesuai dengan keinginan kita, pastikan posisi gambarnya tepat tidak terbalik, dan jika sudah diguanakan tinggal disimpan kembali dengan cara diikat atau menggunakan kotak khusus supaya tidak tercecer.
3. Gampang diingat; kombinasi antara gambar dan teks cukup memudahkan siswa untuk mengenali konsep sesuatu, untuk mengetahui nama sebuah benda dapat dibantu dengan gambarnya, begitu juga sebaliknya untuk mengetahui nama sebuah benda atau konsep dengan melihat hurufnya atau teksnya.
Baca Juga: Laptop Xiaomi dan Laptop Realme Bisa Jadi Punya Saingan Baru, Mungkinkah Dari Poco?
4. Menyenangkan; media flashcard dalam penggunaannya dapat melalui permainan. Misalnya siswa secara berlomba-lomba mencari suatu benda atau nama-nama tertentu dari flashcard yang disimpan secara acak, dengan cara berlari siswa berlomba untuk mencari sesuatu perintah.