Bahkan saking seringnya melakukan suatu kebohongan, penderita Minomaia bahkan menganggap bahwa berbohong bukan merupakan suatu hal yang dusta.
Bagi mereka berbohong merupakan suatu hal yang wajar dilakukan, bahkan kebohongan tersebut berbalik menjadi kebenaran bagi mereka.
Baca Juga: Ini Laporan Peringkat Layanan Musik Streaming Terfavorit, Spotify Nomor Berapa di Dunia?
Karena hal itulah, pengidap Minomaia kesulitan membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Ciri-ciri seseorang yang mengidap Minomaia beragam.
Biasanya, orang yang mengidap Minomaia akan melakukan kebohongan tanpa alasan dan dilakukan begitu saja.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca untuk Wilayah Indonesia Pada 23 – 28 Januari 2022
Mereka menceritakan hal yang tak nyata menjadi seolah-olah hal tersebut adalah itu nyata adanya.
Seringkali penderita tersebut menceritakan kisah yang dialami oleh orang lain namun seolah kisah tersebut seperti mereka alami sendiri.
Penyebab seseorang bisa mengidap Minomaia pun masih belum bisa diketahui secara pasti.
Baca Juga: Oka Aurora Penulis Skenario ‘Layangan Putus’ dan Cerita Pengalaman Menulisnya
Namun, beberapa psikolog meyakini bahwa faktor lingkungan lah yang memiliki peranan penting yang menjadi penyebab Minomaia terjadi.
Menurut mereka, kemungkinan mereka hidup di lingkungan yang lebih mengedepankan kebohongan daripada fakta.
Ada kemungkinan lain, bahwa mereka berada di lingkungan yang memiliki paham bahwa berbohong lebih baik daripada risikonya.
Baca Juga: Profil Melanie Berentz, Finalis Puteri Indonesia 2022 Perwakilan Provinsi Jawa Barat