lifestyle

Bahaya 'Painkiller', Salah Satu Penyebab Rusaknya Liver

Rabu, 11 Mei 2022 | 14:00 WIB
Acetaminophen atau lebih dikenal sebagai Paracetamol dapat menyebabkan kerusakan liver (hati). (pixabay.com @EmilianDanaila )

ENAMPAGI - Painkiller, yang dalam bahasa Indonesia dikenal sebagai obat pereda nyeri atau penghilang rasa sakit, ternyata dijuluki sebagai obat yang paling berbahaya.

Painkiller termasuk dalam jenis obat yang paling berbahaya jika tidak dikonsumsi dengan benar. Seorang professor bedah di Universitas Loyola Chicago, John Brems menyatakan bahwa Acetaminophen atau parasetamol ialah obat yang paling berbahaya.

Brems juga banyak menangani pasien yang mengalami keracunan liver akut. Acetaminophen atau yang lebih dikenal sebagai Paracetamol atau Tylenol menjadi penyebab kerusakan liver di banyak kasus yang terjadi di Amerika Serikat.

Baca Juga: Gacor! Festival Musik Elektronik Tomorrowland, Hadirkan Terra Solis di Dubai

Di Amerika sendiri banyak pasien yang mengalami gangguan liver. Selain karena mengonsumsi alkohol, kebanyakan pasien mengalami gangguan liver karena mengonsumsi Acetaminophen.

John Brems menyatakan bahwa ia mencangkok tiga hingga empat pasien per tahun, dan dua hingga tiga pasien meninggal sebelum mendapatkan transplantasi liver.

Hepatitis toksis ialah ketika liver seseorang meradang karena bereaksi terhadap obat-obatan, alkohol atau bahan kimia.

Baca Juga: Tread Viral di Twitter, Sang Istri yang Menguak Perselingkuhan Suaminya dengan Istri Orang hingga Punya Anak

Saat seseorang mengonsumi painkiller untuk meredakan rasa sakit, memang rasa sakit tersebut hilang. Namun dapat merusak liver secara permanen hingga bisa menyebabkan gagal liver.

Tanda-tanda seseorang kemungkinan mengonsumsi painkiller secara berlebihan ialah kehilangan nafsu makan, mual dan muntah, sakit perut bagian atas atau bisa sampai mengalami koma.

Dokter Sarah Jarvis, seorang Direktur Klinis dari Patient.info mengatakan bahwa painkiller (Paracetamol) adalah salah satu obat yang paling umum dikonsumsi di dunia. Sebagian besar dari konsumen tidak akan berpikir dua kali untuk meminum beberapa tablet paracetamol jika sedang mengalami sakit kepala atau nyeri otot.

Baca Juga: Trend! Dibungkam 5 Tahun, Awkarin Dituduh Jadi Penyebab Meninggalkan Sang Mantan Kekasih, Begini Tanggapannya

Bagi kebanyakan orang yang mengonsumsi paracetamol sesuai takaran, yang direkomendasikan yaitu 2 tablet setiap empat jam dengan tidak lebih dari 8 tablet dalam 24 jam, paracetamol tidak akan menimbulkan masalah atau efek berbahaya.

Namun, jika seseorang menonsumsi lebih dari dosis yang disarankan terutama dalam jangka panjang, bisa akan menimbulkan bahaya untuk kesehatan liver.

Halaman:

Tags

Terkini