Mulailah untuk mencoba menganggap emosi yang kita rasakan sebagai perantara atau pembawa pesan. Meski dari emosi ini akhirnya muncul rasa yang tidak enak dan tidak menyenangkan namun emosi tetap membeli informasi penting pada kita dan selanjutnya bisa digunakan.
Contohnya: “Saya stres, marah dan kesal karena karena dia tidak dengarkan apa kata saya. Saya berulang kali harus bilang...”
Contoh lain: “Saya kesal dan marah karena karena dia tidak menuruti keinginan saya...”
Baca Juga: Cafe Temu Kunci Garut: Destinasi Tempat Kuliner Hits di Garut Ala Timur Tengah
Contoh lain: “Saya kecewa, sedih, marah dan kesal karena karena dia tidak jalan dengan saya dan malah dengan yang lain”
3. Menulis mood tracker (catatan suasana hati) untuk menganalisa emosi apa yang paling sering dirasakan
Menulis (bisa dengan pena di buku, bisa juga dengan mengetik di perangkat) tentang respon dan perasaan yang datang menolong kita untuk menemukan jenis pola yang mengganggu.
Disisi lain, hal ini juga menolong kita untuk mengenali suatu keadaan tertentu. Contohnya seperti konflik dengan keluarga, masalah di tempat kerja dan semacamnya yang berkontribusi terhadap emosi kita sehingga kita bisa menemukan cara yang paling efektif untuk dapat mengelolanya.
Baca Juga: Rekomendasi Kebun Binatang Terbaik di Indonesia, Nomor 7 Ada Kebun Binatang Tertua di Indonesia!
4. Latihan pernapasan
Deep breath atau latihan pernapasan dalam dapat membantu kita untuk membumi lalu mundur selangkah dari emosi yang intens serta prospek reaksi ekstrem apapun yang ingin kita hindari.
Ketikan kita mulai merasakan emosi negatif, maka coba:
· Tarik nafas secara perlahan sedikit demi sedikit