5. Anak jadi sumber energi terbesar dalam masa-masa sulit
Di tengah masa-masa sulit yang dialami, anak menjadi sumber energi paling besar pengaruhnya bagi kedua belah pihak terutama bagi sang ibu.
Anak menjadi bahan pertimbangan utama dalam hal mengambil keputusan. Anak pulalah yang menjadi prioritas bagi mayoritas pasangan untuk menekan ego dan mencari solusi atas hal-hal sulit yang dialami.
6. Lebih sehatnya hubungan suami istri bila orang tua tidak terlibat
Hal ini bukan berarti orang tua si suami atau si istri ini diklaim menjadi pengganggu alias perusuh bagi pernikahan dan rumah tangga anaknya.
Namun, tak sedikit rumah tangga yang kacau gara-gara campur tangan orang tua didalamnya.
Saat kita sudah menikah dan menjalani kehidupan berumah tangga, perlu kita pahami bahwa kita perlulah melalui yang namanya masa-masa sulit dan jatuh bangun berulang kali. Dari sanalah kita berproses dan perlahan mendewasakan diri.
Terkadang, kita pun perlu merasakan luka sakit di hati atau bersedih dan mengambil hikmahnya, mencari solusinya dan mensyukuri apa skenario yang harus dijalani.
Orang tua tidak perlu sampai kita libatkan dalam urusan rumah tangga kita terutama dalam hal mengambil keputusan. Hal ini mutlak hak si suami dan si istri.
Namun, boleh lah sekedar meminta nasehat atau bertanya hal yang kurang dimengerti pada orang tua untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan. Selebihnya, diskusikan dengan pasangan apapun itu.
Kesimpulannya, hubungan suami istri yang lebih baik dan lebih sehat adalah ketika masing-masing pihak tidak saling melibatkan orang tua dalam masalah rumah tangga.
7. Saling evaluasi dan memperbaiki diri adalah kunci utama