Tentu saja, pengibaran bendera Belanda tersebut memantik amarah para pemuda Surabaya yang berjuang demi Kemerdekaan Indonesia.
Mengetahui kelicikan Belanda, rakyat Indonesia geram dan marah bahkan menyebabkan terjadinya pertempuran kecil yang terus terjadi sampai terjadi kejadian penyobekan bendera merah putih biru di atas Hotel Yamato Surabaya dan menggantinya langsung dengan bender merah putih.
Setelah insiden tersebut terjadi, pada mulai tanggal 27 Oktober 1945 terjadilah pertempuran antara Indonesia melawan tentara sekutu.
Yaitu dimana Presiden Soekarno memerintah untuk melakukan gencatan senjata.
Baca Juga: Hidden Gem di Bekasi! Rumah Toean, Tempat Nongkrong Nuansa Vintage yang Instagramable
Bentrokan bersenjata di Surabaya memuncak ketika terjadi terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby pada tanggal 30 Oktober 1945.
Mobil yang ditumpangi Mallaby berpapasan dengan sekelompok milisi Indonesia yang akan melewati Jembatan Merah.
Kesalahpahaman terjadi diantara dua pihak dan akhirnya berselisih hingga terjadi tembak menembak yang berakhir dengan tewasnya Mallaby.
Mallaby tewas diduga karena tembakan pistol seorang pemuda Indonesia dan mobilnya terbakar karena ledakan granat yang menyebabkan mayat Mallaby sulit dikenali.
Baca Juga: Daftar Kota dan Kabupaten Penyelenggara Beserta Venue Pertandingan Porprov XIV Jawa Barat 2022
Kematian Mallaby inilah yang menyebabkan pihak Belanda sangat marah dan ingin menuntut balasan ke Rakyat Indonesia.
Dan pada tanggal 10 November Pihak Belanda mengultimatum Rakyat Indonesia untuk menyerah.
Ancaman tersebut tidak membuat ciut rakyat Indonesia malah membuat bersatu dan berkumpul dari seluruh Indonesia.
Tanpa diberikan aba-aba, rakyat Indonesia bergerak Pada 10 November 1945 pagi sekitar pukul 09.00 yang telah berkumpul di Surabaya dan terjadi pertempuran hebat.
Baca Juga: Daftar Lengkap Nominasi MAMA Awards yang Digelar 29 dan 30 November 2022 dan Kriteria Penilaiannya