Baca Juga: Gak Nyangka! Angkringan nuansa Jawa Bali Ada di Bekasi, Bisa Jadi Tempat Nongkrong sekaligus Wisata!
Hal itu ternyata berhasil menakut-nakuti sang monster. Saat penduduk Desa kembali dari tempat persembunyiannya di malam tahun baru.
Mereka benar-benar terkejut sebab desa mereka masih dalam keadaan utuh, tidak hancur sama sekali seperti di tahun-tahun sebelumnya.
Sejak saat itu, setiap malam tahun baru tiba, para penduduk Desa pun melakukan cara yang dilakukan pria tua itu.
Mereka memasang lentera merah di dinding desa, menyalakan petasan, memasang tirai berwarna merah dan sebagainya, hal itu menjadi tradisi turun temurun hingga saat ini.
Baca Juga: Olahraga Sambil Berwisata? Ada 4 Tempat Paling Direkomendasikan Nih Buat Kamu, Cek di Sini Yuk
Sejak saat itu pula, Nian sang monster tidak lagi menampakkan dirinya, dan warna merah dianggap sebagai warna keberuntungan.
Lalu bagaimana dengan tradisi memberi angpao? Jadi, angpao disebut juga dengan yasui qian yang berarti uang yang dapat memberangus Hantu.
Dikisahkan selain monster Nian, hidup pula sesosok hantu yang bernama Sui di zaman dahulu kala.
Hantu Sui ini juga hanya muncul pada malam tahun baru untuk menakut-nakuti anak-anak saat mereka tertidur.
Jika hantu Sui ini menyentuh seorang anak, maka anak itu akan mengalami demam tinggi, namun kehilangan kemampuan untuk berteriak membuat para orangtua harus terjaga sepanjang malam sambil menyalakan lilin.
Hingga suatu malam, ada seorang pejabat yang memberikan delapan keeping uang logam untuk anaknya sebagai hadiah.
Agar anaknya tidak tertidur di malam tahun baru demi menghindari sentuhan hantu Sui.
Sang anak pun berusaha agar bisa tetap terjaga dengan membungkus uang koin itu dengan kertas berwarna merah.