Apakah Nabi Memperingati Maulid? Buya Yahya Menjawab

- Jumat, 15 Oktober 2021 | 18:43 WIB
Buya Yahya. (Foto: Tangkap Layar Instagram @buyayahya_albahjah)
Buya Yahya. (Foto: Tangkap Layar Instagram @buyayahya_albahjah)

Bagaimana sahabat dalam mencintai Nabi? Dalam suatu kisah, kalau Nabi Muhammad buang daha, kalau sempat disambut dan diusap diwajahnya, kalau Nabi berwudhu maka percikannya berebut untuk mendapakan percikannya tersebut, membela nabi. jika melihat nabi berpisah (ada yang berpisah atau berpaling) dari nabi maka menitikkan air mata, kapan  kita menitikkan air mata? Tanya Buya Yahya

Kalo sahabat nabi setiap saat tambah cinta kepada Rasululloh karena melihat Rasulullah, beda dengan kita yang tidak melihat nabi maka perlu membaca sejarah nabi, kecuali kita melihat nabi maka kita bisa menirunya langsung.

Baca Juga: Medali Emas dari Atlet Asal Kabupaten Bogor untuk Jawa Barat pada PON XX Papua 2021

Ada orang berkata saya ingin tiru Rasulullah, bagaimana caranya?, ya tidak bisa kecuali hadir di majlis semacam ini, cintai Rasululloh yakni maulid nabi.

Ini biasanya dihadirkan oleh orang yang merubah definisi maulid, maulid adalah pekerjaan yang tidak pernah dilakukan nabi Muhammad SAW. Ini salah, sekarang tanyakan apa dalam perkumpulan maulid nabi?

Maulid Nabi adalah perkumpulan hamba-hamba Allah yang di dalam perkumpulan itu diberi motivasi untuk mengenal Nabi Muhammad, mencintai Nabi Muhammad dan membela Nabi Muhammad, siapa yang berani menolak? Yang salah adalah mendifinisakannya yang salah makanya menjadi salah.

Baca Juga: Minum Air dengan Cara Ini dapat Menyebabkan Penyakit Pencernaan

Ada pertanyaan Nabi Muhammad saja tidak merayakan kenapa kita merayakannya?  Nabi muhammad justru yang dirayakan, setiap saat sahabat Nabi merayakan Nabi Muhammad. Tidak pernah sedikitpun ada kurang cinta kepada Nabi Muhammad.

Kalau kita bersama hilangnya cerita. Bahkan kadang kita khusu di majlis lalu keluar berubah, sudah begitu mau diadakan setahun sekali, setiap hari kalau perlu rayakan maulid semacam ini.

Maka ada orang mencoba menanamkan kebencian diantara ummat, membuat definisi dari diri sendiri, saya yang menjalankan maulid nabi maka saya yang mendifinisikannya, bukan orang lain.

Merayakan maulid Nabi ada tujuan bukan hanya urusan makan-makan, itu tambahannya, sedekah, silaturahim tapi ada tujuan kenal Nabi Muhammad.

Sesuai definisi yang kami hadirkan, maka hukum merayakan maulid nabi, menghidupkan kembali nabi pada kita,hukumnya wajib.*** (M.Haris / GMM)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Pamela Apriliana

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X