ENAMPAGI - Kelahiran Nabi Muhammad SAW sebuah peristiwa yang cukup dahsyat, apakah kelahiran manusia dahsyat? tanya Syeikh Ali kepada Jamaah, jawabnya tidak, biasa saja, kita semua lahir juga tapi ini beda sama yang lain.
Rasululloh SAW diceritakan oleh ibunya Siti Aminah, selama dia hamil membawa beliau SAW tidak merasakan apa-apa, tidak merasa lelah, tidak merasa sakit dan tidak merasa keberatan sebagaimana ibu-ibu yang merasa saat dia hamil.
Di malam melahirkan Rasululloh SAW ibunya Siti Aminah bermimpi, ada yang memberitahu akan dilahirkan orang yang amat mulia, begitu dia dilahirkan bacalah wahai ibunya, aku mohon perlindungan orang ini kepada Allah SWT yang maha Esa dari segala keburukan, dari segala hasud.
Ini sebuah doa untuk kita terapkan saat kita punya anak saat hari kelahirannya untuk meminta perlindungan kepada Allah SWT agar anak kita tetap selamat dan jauh dari hal-hal buruk atau jauh dari godaan setan, jin dan manusia.
Baca Juga: Pentingnya Tidur Siang Bagi Tubuh, Berikut Penelitiannya hingga Tips Tidur Siang yang Efektif
Siti Aminah mencertiakan apa yang terjadi saat kelahiran Nabi Muhammad SAW, keluar cahaya yang amat besar dan dari cahaya itu membentuk gambar, terlihat dalam isi gambar itu kota Basroh kemudian As Syam (bagian Irak dan bagian Syam)
Itu tanda apa? Karena di saat itu yang menguasai kedua tempat itu adalah musuh Islam, jadi tanda cahaya saat kelahiran Rasululloh artinya Islam akan sampai ke sana, ini kabar gembira agar ibunya juga lebih tenang saat menghadapi dan memiliki anak seperti ini.
Yang lebih dahsyat lagi kelahiran Rasululloh SAW bukan seperti anak lain, langsung beliau dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan sujud, mengangkat kepalanya ke atas dan menunjuk jarinya ke langit.
Baca Juga: TC Candler dan Deretan 9 Artis Indonesia yang Masuk Nominasi 100 Wanita Tercantik di Dunia
Rasululloh SAW dilahirkan sudah dalam keadaan dikhitan dan tidak perlu dikhitan lagi.
Kalau kita memiliki anak perlu dikhitan, kalau di hari ketujuh, atau ada kebiasan jika mau masuk sekolah baru dikhitan, padahal sunnah Rasululloh jika kita punya anak laki-laki jika mau dikhitan di hari yang ke tujuh dan ini sunnah Rasululloh dan terbukti secara medis itu lebih baik.
Jadi diberi nama di hari yang ke tujuh bukan bulan yang ke tujuh, bukan tahun yang ke tujuh, sudah tujuh tahun atau sudah lima belas tahun, alasannya kenapa? anak masih kecil dan kasihan.
Baca Juga: The Magic of Twitter, Seorang Anak Ditemukan setelah 5 Tahun Menghilang
Tidak ada yang lebih kasih sayang kepada anak kita lebih daripada Rasulullah SAW, di hari yang ke tujuh diberi nama, dikhitan dan diaqiqah itu sunnah Rasululloh SAW.
Artikel Terkait
Pinjam-meminjam di Pinjaman Online Ilegal, Begini Skema Jebakannya
Waspada, 10 Penyakit Ini Menyerang Tubuh di Musim Hujan
Indonesia 'Mengganyang' Malaysia di Perempat Final Thomas Cup Dengan Skor Telak!
Belum Genap Satu Hari, Video Klip Lagu ‘Easy On Me’ Milik Adele Sudah Ditonton Lebih dari 27 Juta Kali!
Kegiatan Pecinta Alam di Ciamis Mengakibatkan 11 Korban Jiwa, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil Buka Suara