Waspada! 4 Tanda Kamu Toxic Positivity: Berpikir Positif yang Mengandung Racun

- Sabtu, 25 Desember 2021 | 19:30 WIB
Waspada! 4 Tanda Kamu Toxic Positivity: Berpikir Positif yang Mengandung Racun ( pexels.com/ gery barnes)
Waspada! 4 Tanda Kamu Toxic Positivity: Berpikir Positif yang Mengandung Racun ( pexels.com/ gery barnes)

ENAMPAGI – Tak dipungkiri dalam proses kehidupan, ada kalanya berada di titik yang berat untuk dijalani. Namun, terkadang kita tak menyadari dalam memberikan respon yang salah terhadap persoalan itu. Misalnya saja dengan berpikir positif.

Memang, sobat Enampagi.id perlu memiliki pikiran yang positif dalam menghadapi persoalan hidup yang berat tersebut.

Namun, menuntut diri sendiri atau orang lain untuk mencoba berpikir positif, dan enggan menerima serta menghindari perasaan negatif yang tengah dirasakan, akan berdampak buruk bagi kesehatan mental, loh.

Menurut Alexandra Gabriella A, Psikolog Klinis dan Hipnoterapis di Smart Mind Center Consulting Emotional Healing. Toxic positivity merupakan kondisi masalah mental yang muncul akibat seseorang dipaksa untuk berpikir positif, saat ia tengah menghadapi masalah besar dalam hidupnya.

Baca Juga: LG Hadirkan Monitor Komputer Dengan Rasio layar unik 16:18, Diklaim Tidak Membuat Sakit Leher

Seseorang yang terjebak dalam toxic positivity ini akan senantiasa enggan memperhatikan emosi negatifnya, seperti sedih, marah, kesal atau kecewa.

Sehingga toxic positivity ini, akan memaksa orang atau diri sendiri yang tengah bermasalah tersebut untuk membohongi dirinya dengan berpikir positif.

Padahal emosi negatif juga penting untuk dirasakan atau diekspresikan, bukan malah dikamuflase dengan melontarkan petuah yang terkesan positif.

Baca Juga: Drama 'Snowdrop' Alami Penurunan Rating, Ini Langkah yang Diambil JTBC

Lalu, apa saja sih, tanda seseorang yang tengah toxic positivity ini? Berikut pemaparannya:

1. Menolak kejujuran

Mengenali masalah merupakan hal yang penting agar bisa mendapatkan solusinya. Namun, tidak dengan orang yang toxic positivity.

Ia kerap membohongi diri dengan menunjukkan sikap positifnya. Karena menurutnya, dengan menunjukkan emosi yang sebenarnya merupakan orang yang lemah.

Sehingga ia menuntut diri untuk selalu berpikir positif, padahal tengah merasakan sedih yang luar biasa.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Eko Pradesa Subekti

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X