5 Manfaat Kerokan Pada Punggung Secara Medis, Namun Perhatikan Juga Resikonya!

- Rabu, 29 Desember 2021 | 18:00 WIB
Ilustrasi kerokan (Pixabay/bloggerbr)
Ilustrasi kerokan (Pixabay/bloggerbr)

3. Mengurangi Nyeri Punggung Bagian Bawah

Menurut suatu penelitian, kerokan ternyata bermanfaat untuk mengurangi keparahan nyeri punggung bagian bawah serta memudahkan penderitanya untuk dapat beraktifitas kembali.

Meski efektivitas dan keamanan kerokan tersebut belum diketahui pada nyeri punggung bagian bawah yang disebabkan oleh saraf terjepit, rematik, penyempitan tulang belakang, cedera, kelainan bentuk tulang belakang, serta tumor atau kanker.

Baca Juga: Prediksi Susunan Pemain Timnas Indonesia Vs Thailand Pada Laga Final AFF Suzuki Cup 2020, Pratama Arhan Absen

4. Mengurangi Pembengkakan Pada Payudara Wanita

Ibu atau wanita yang sedang menyusui sering mengalami pembengkakan dan nyeri pada bagian kewanitaan khususnya payudara, hal itu biasanya diakibatkan karena produksi air susu yang meningkat.

Hal tersebut pastinya juga akan membuat proses menyusui menjadi lebih sulit.

Baca Juga: Wali Kota Tangsel Bolehkan Warga Nobar Final AFF Suzuki Cup 2020, Asal Lakukan Ini

Suatu penelitian kecil memperlihatkan bahwa kerokan bisa mengurangi pembengkakan pada payudara ibu atau wanita yang baru saja nifas atau melahirkan, agar proses menyusui menjadi lebih mudah.

5. Mengatasi Sindrom Perimenopause

Sebelum terjadinya atau datangnya masa menopause pada wanita, biasanya akan didahului oleh periode yang disebut perimenopause.

Baca Juga: Viral! Penyandang Disabilitas Pengguna Kursi Roda Dilarang Masuk GBK

Dalam periode tersebut, terjadi perubahan kadar hormon estrogen dalam aliran darah yang juga dapat menyebabkan berbagai gangguan, seperti:

- Mudah lelah / kelelahan
- Sering cemas / berdebar-debar
- Siklus menstruasi tidak teratur
- Insomnia alias sulit tidur
- Gampang berkeringat hingga wajah memerah
- Nyeri pada otot maupun tulang
- Vagina kering

Beberapa penelitian memperlihatkan jika proses kerokan yang sekaligus dipadukan dengan pengobatan alternatif atau konvensional, mampu lebih ampuh untuk mengatasi sindrom perimenopause.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Eko Pradesa Subekti

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X