Cerita Si Kancil dibawa pada saat penyebaran agama Hindu-Budha ke Nusantara.
Pada saat penyebaran itulah, terdapat versi cerita kancil yang tertua.
Versi pertama berasal dari Serat Kancil Amongsastra (SKAS), yang ditulis oleh Kiai Rangga Amongsastra pada tahun 1822.
Versi kedua berasal dari Serat Kancil van Dorp (SKNVD), yang diterbitkan oleh G.C.T. van Dorp di Semarang pada tahun 1871.
Dari sejarah yang dibawa tersebut, rupanya cerita dongeng Sang Kancil merupakan perwakilan dari kepribadian orang Jawa.
Tokoh utamanya, yaitu Si Kancil, merupakan perwakilan dari kepribadian folk Jawa.
Ia digambarkan sebagai seekor hewan yang melambangkan kecerdikan, yang tetap memiliki ketenangan dalam setiap langkahnya.
Selain itu, dalam kisahnya, Si Kancil juga digambarkan sebagai sosok hewan yang selalu mengajarkan beberapa nilai moral, yaitu prinsip hidup rukun dan juga rasa hormat.
Baca Juga: Ini Bocoran Spesifikasi dan Harga Infinix Zero 5G, Calon HP 5G Terbaru dari Infinix!
Si Kancil juga digambarkan sebagai seekor hewan yang memiliki Tindakan yang cepat dalam memecahkan tiap masalah yang dihadapinya tanpa banyak melakukan keributan dan tanpa banyak emosi.
Dalam kisah dongeng Sang Kancil juga terdapat tiga nilai yang muncul dalam budaya Jawa, seperti gotong royong, musyawarah, serta pengendalian diri.***
Artikel Terkait
Tentang Serangan Jantung yang Menyebabkan Kematian, Seperti yang Dialami Putri Nurul Arifin!
Kisah Horror Berfoto dengan Makhluk Halus di Kelas
Ternyata Memotong Kuku Ada Urutannya, Simak Penjelasannya dari Ustadz Adi Hidayat!
Simak! 5 Negara Paling Bahagia di Dunia. Kamu Pilih Mana Nih?
Jurusan Kuliah Anti Mainstream Perguran Tinggi di Indonesia, Ada yang Dari Kementrian Lho, Berminat ?
Penasaran Kenapa Selalu Turun Hujan Saat Tahun Baru Imlek? Simak Penjelasan Ilmiahnya!