Tanggal 21 April 2022 Hari Kartini, Simak Perjuangan Kartini yang Wafat di Usia Muda

Status Kartini yang lahir dalam keluarga bangsawan membuat ia cukup beruntung bisa bersekolah di sekolah yang didirikan oleh Belanda bernama ELS (Europese Lagere School).

Namun sayang Kartini hanya dapat bersekolah hingga ia berusia 12 tahun karena pada saat itu saat memasuki usia 12 tahun seorang wanita akan tetap berada di rumah untuk dipingit.

Kartini yang memiliki keahlian berbahasa Belanda tidak pantang menyerah untuk belajar. Saat dirumah ia banyak belajar dengan membaca surat kabar Belanda bernama De Locomotief, selain itu ia juga gemar membaca majalah dan ilmu pengetahuan dalam bahasa Belanda.

Baca Juga: Drama China The Blue Whisper Ep 40 Ren Jialun dan Dilraba Menikah, Fans Siap Ngantri Salaman Online

Kartini juga mulai menuliskan hasil pemikirannya pada surat kabar,salah satu surat kabar yang menerbitkan tulisan Kartini bernama De Hollandsche.

Selain itu Kartini memiliki sahabat pena yang bernama Rose Abendanon yang pada suratnya sering memberi saran dan dukungan.

Dari hobi nya membaca buku dan bertukar pikiran melalui surat dengan sahabat penanya, Kartini niat untuk memperbaiki nasib para wanita pribumi Indonesia yang pada masa penjajahan Belanda masih dipandang rendah.

Baca Juga: Sinopsis Empire State Tayang di Bioskop Trans TV Hari Ini Tanggal 20 April 2022

Kartini Menikah

Kartini menikah dengan Bupati Rembang bernama K.R.M Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat yang sebelumnya telah menikah sebanyak 3 kali.

Kartini menikah pada usia 24 tahun tepatnya tanggal 12 November 1903, suami Kartini sangat mendukung cita–cita Kartini untuk memajukan kehidupan wanita pribumi.

Setelah menikah, Kartini mulai mendirikan sekolah pertama wanita nya yang terletak di Kantor Bupati Rembang bagian sebelah timur pintu gerbang.

Baca Juga: Sinopsis dan Daftar Pemain DJS The Movie Biarkan Aku Menari Tayang di Vidio 21 April 2022

Kartini Meninggal

Selang satu tahun setelah menikah Kartini wafat pada usia mudah yaitu usia 25 tahun tepatnya pada tanggal 17 September 1904 yaitu 4 hari setelah ia melahirkan anak pertamanya bernama RM Soesalit Djojoadhiningrat. Kartini dimakamkan di Kecamatan Bulu, Rembang.