Penjelasan dr. Gerry Adrian Wiryanto Tentang Larangan Penggunaan Obat Sirup, Beserta Gejala dan Sarannya

ENAMPAGI - Di Indonesia, obat sirup paracetamol secara tiba-tiba dilarang untuk digunakan.

Gemparnya berita tersebut membuat banyak orang khususnya orangtua yang memiliki anak, bertanya-tanya mengenai larangan terhadap obat sirup paracetamol tersebut.

Apalagi kabarnya obat sirup paracetamol diduga dapat menyebabkan gagal ginjal akut dan bahkan sampai kematian. Untuk itu, dr. Gerry Adrian Wiryanto menjelaskan tentang berita ini beserta informasi mengenai gejala-gejala yang dapat ditimbulkan.

Menurut penjelasan dr. Gerry Adrian Wiryanto, larangan penggunaan obat sirup paracetamol di Indonesia ini berkaca pada kasus yang ada di Gambia, Afrika Barat.

Baca Juga: Link Nonton Final Denmark Open 2022 Tanggal 23 Oktober 2022, Indonesia Dipastikan Raih 1 Gelar Juara

Di Gambia telah ditemukan terdapat 66 sampai 70 anak yang meninggal karena mendapatkan sirup obat batuk pilek juga paracetamol yang diproduksi oleh produsen asal India.

Obat-obat tersebut menggunakan Diethylene Glycol dan Ethylene Glycol sebagai bahan pelarut untuk obat sirupnya, atau singkatnya sebut saja DEG dan EG.

Hal yang menjadi permasalahan adalah kandungan DEG dan EG tersebut melebihi takaran daripada yang seharusnya.

Baca Juga: Francesco Bagnaia Bisa Raih Gelar Juara Dunia di MotoGP Malaysia Tanggal 23 Oktober 2022, Jika...

Perlu diketahui bahwa DEG dan EG ini sebenarnya boleh digunakan asal dengan kadar tertentu.

DEG dan EG paling sering digunakan sebagai pelarut obat sirup karena bisa dibilang lebih murah daripada pilihan bahan pelarut lainnya.

Jadi, kasus di Gambia sebenarnya adalah murni kasus keracunan DEG dan EG.

Baca Juga: Link Nonton Live Race MotoGP Malaysia, 23 Oktober 2022 Pukul 14.00 WIB Ambisi Francesco Bagnaia Raih Podium

Berita baiknya adalah ternyata obat batuk pilek sirup yang diproduksi oleh India tersebut tidak ada di Indonesia.