Namun karena Kalarahu telah meminum air penghidupan yang hanya sampai tenggorokannya saja, kepala Kalarahu masih hidup dan ia sangat marah kepada Dewa Bulan dan Dewa Matahari.
Setelah acara pesta selesai Dewa Bulan dan Dewa Matahari kembali ke tempatnya masing - masing dan tiba- tiba Kalarahu yang dendam mengejar mereka berdua dan menelan Dewa Matahari serta Dewa Bulan.
Namun Kalarahu tidak bisa menelan kedua duanya karena perut Kalarahu tidak cukup.
Saat Kalarahu menelan Dewa Bulan maka Dewa Matahari bisa keluar begitu juga sebaliknya.
Baca Juga: Daftar Harga Tiket Nonton NCT Dream The Movie: In A Dream di CGV Mulai 150 Ribuan,Sudah Mulai Dijual
Sehingga saat Kalarahu menelan Dewa Bulan maka terjadilah Gerhan Bulan dan ketika Kalarahu menelann Dewa Matahari maka terjadilah gerhana Matahari.
Dogeng ini masih dipercayai oleh sebagian masyarakat Jawa sehingga saat Gerhana Bulan datang mereka akan memukul lesung padi karena masyarakat percaya Kalarahu masih hidup sampai sekarang dan berubah menjadi lesung padi.
Sebagian masyarakat akan membunyikan lesung padi dengan harapan Kalarahu akan memuntahkan kembali Dewa Matahari atau Dewa Bulan yang Kalarahu telan.***
Artikel Terkait
Kisah Asal Usul Boneka Si Gale-Gale yang Ada di Samosir Tentang Raja yang Kehilangan Anak Semata Wayang
Kisah Asal Usul Tongkat Sakti dari Suku Batak Tunggal Panaluan Tentang Kisah Cinta Terlarang Anak Raja
Kisah Asal Usul Marga Batak Berawal Dari Kisah Raja Lontung dan Siboru Pareme yang Melegenda
Kisah Asal Usul Air Terjun Sampuren Putih di Deli Serdang yang Berawal dari Rasa Cemburu dan Iri
Kisah Asal Usul Mitos Orang Jawa dan Sunda Dilarang Menikah Ternyata Karena Peristiwa Masa Lalu