PP PBSI menjelaskan bahwa keputusan ini diambil karena kinerja Djoko Mardianto belum memenuhi kebutuhan dan kriteria yang dibutuhkan oleh sektor ganda campuran yang saat ini sedang fokus dalam mengejar poin kualifikasi Olimpiade Paris 2024.
Walau begitu, PP PBSI mengucapkan apresiasi kepada Djoko atas kontribusinya dalam dunia bulutangkis Indonesia, meskipun sudah lama tidak aktif.
Baca Juga: 4 Resep Matcha Latte Ala Cafe Ini Mudah Dibuat dan Bisa Jadi Ide Jualan
Dalam pernyataan terpisah, Djoko Mardianto mengungkapkan kekecewaannya terhadap keputusan yang diambil oleh PBSI.
Ia merasa kecewa karena merasa bahwa PBSI tidak konsisten dalam keputusannya setelah awalnya memintanya untuk menjadi pelatih ganda campuran.
Djoko juga merasa bahwa alasan usia menjadi kendala yang diberikan oleh PBSI tidaklah konsisten, terutama karena ia sudah mengirimkan CV-nya.
Baca Juga: Rekomendasi 5 Resep Matcha Latte Ini Menyegarkan dan Bikin Nagih, Nomor 4 Dicampur Kopi Rasanya Unik
"Kalau dikatakan kecewa, pasti kecewa. Mengapa tidak dikatakan di awal kalau usia menjadi kendala? Kan saya sudah mengirim CV?" ujar Djoko Mardianto.
Ia juga merasa bingung dengan komentar netizen yang meragukan kompetensinya sebagai pelatih.
Soal kompetensi, dia juga bingung. Sebab pengurus menerima CV-nya dan dia baru 3 bulan melatih. Jd belum membuktikan apapun. Dia juga sempat dengar, komentar netizen yg meragukan kapasitasnya, menjadi alasan lain dr pengurus untuk memberhentikannya. ***