sport

Perayaan Peparnas 2024 di Solo, Panggung Penyandang Disabilitas Unjuk Keahlian di Bidang Olahraga Nasional.

Selasa, 8 Oktober 2024 | 10:00 WIB
Poster Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) 2024. ((Instagram.com/@peparnas.id))

Berikut ini ulasan terkait perkembangan olahraga penyandang disabilitas di Indonesia.

Prestasi Olahraga Penyandang Disabilitas Indonesia

Prestasi yang diperoleh dari para atlet penyandang disabilitas di Indonesia meliputi sejumlah
kejuaraan di tingkat nasional dan tingkat internasional:

Pada tahun 1974, untuk pertama kalinya Indonesia meraih medali emas untuk cabang olahraga jalan cepat 100 meter dan perunggu untuk cabang olahraga lempar lembing pada Milti Disable Games di Inggris.

Pada tahun 1975, Indonesia menyabet medali emas untuk cabang olahraga olahraga lari cepat 100 meter lempar lembing, lompat tinggi, dan renang, pada perhelatan FESPIC Games di Oita, Jepang.

Pada tahun 1976, tim penyandang disabilitas Indonesia meraih medali perunggu untuk cabang olahraga lempar cakram serta medali perunggu untuk cabang olahraga lempar lembing pada Olimpiade Penyandang Disabilitas sedunia di Toronto, Canada.

Pada tahun 1977, atlet disabilitas Indonesia meraih medali emas dan perak untuk cabang
olahraga lempar lembing dan tolak peluru, serta medali perak dan perunggu untuk cabang
olahraga loncat tinggi di FESPIC Games II di Australia.

Pada tahun 1979, tim disabilitas Indonesia meraih medali emas untuk cabang olahraga lari
cepat 100 meter dan medali emas untuk cabang olahraga lempar cakram pada kejuaraan dunia ISOD Games di Inggris.

Pada tahun 1980, medali perunggu berhasil dibawa pulang atlet disabilitas Indonesia untuk
cabang olahraga 'Lawn Bowling' di Arnhem Belanda pada tahun 1980.

Pada tahun 1990, tim disabilitas mengharumkan nama Indonesia karena berhasil meraih medali emas, perak, dan perunggu untuk berbagai cabang Paralympic di Moskow Rusia pada tahun 1990.

Pada tahun 1993, Indonesia meraih medali perak untuk cabang olahraga lempar cakram dan
tolak peluru pada The First International Ex Service Wheelchair Games di London.

Deretan prestasi itu tidak terlepas dari kerja keras para atlet disabilitas yang ikut dalam kegiatan Training Centre (TC) di Pusrehab Kemhan.

Hal tersebut penting sebagai persiapan untuk mengikuti pertandingan di dalam maupun luar
negeri, meliputi latihan fisik dan latihan teknik.

Namun, pembinaan olahraga di Pusrehab Kemhan terhenti karena berbagai faktor, seperti
kondisi usia, atlet, dan regenerasi atlet.

Pusrehab Kemhan terus mengupayakan pembinaan atlet disabilitas ini, hingga akhirnya
kembali meraih kejayaan dengan menyabet medali perunggu di Asean Para Games Singapura pada tahun 2015 lalu.***

Halaman:

Tags

Terkini