ENAMPAGI - Bagi kamu pengguna mesin pencari Chrome, tampaknya dalam beberapa hari ke depan harus waspada dalam menggunakan browser tersebut.
Pasalnya, Google telah mengkonfirmasi terjadi beberapa peretasan tingkat tinggi pada peramban tersebut.
Peretasan ini merupakan yang kedua kalinya terjadi dalam minggu ini, dan sebanyak 2.6 miliar pengguna Chrome lagi-lagi harus meningkatkan kewaspadaan saat berselancar dengan Chrome.
Google sebagai perusahaan yang menaungi Chrome menganjurkan para penggunanya untuk melakukan beberapa tindakan.
Baca Juga: Pengangguran di Kota Industri Bekasi Jawa Barat Meningkat, Ini Respon dari Pihak Pemerintahan Bekasi
Sama seperti peretasan sebelumnya, Google tidak banyak membagikan informasi mengenai masalah ini untuk memberikan waktu kepada para penggunanya untuk meng-upgrade peramban Chrome miliknya.
Hal yang menarik dari kejadian ini adalah terlihat bahwa Chrome terus-menerus "diserang" dengan eksploitasi UAF atau 'Use-After-Free'.
Seperti dikutip Enampagi.id dari laman Forbes, kali ini pun, eksploitasi daftar sepasang heap buffer overflow (sebuah jenis anomali dalam memproses data pada Heap atau area pengelolaan data digital) merupakan sesuatu yang tidak diharapkan terjadi.
Baca Juga: Usai Diboyong Pangeran Arab, Newcastle Menjadi Klub Terkaya di Liga Premier Inggris
Sama seperti "penyerangan" pada UAF, hal ini merupakan sebuah kerentanan memori atau lebih dikenal denan 'Heap Smashing'.
Memori yang ada di dalam Heap biasanya dialokasikan secara dinamis dan biasanya berisikan data program.
Jika terjadi luapan memori, struktur data-data "kritis" dapat ditimpa dengan data lain dan inilah yang dimanfaatkan oleh para hacker untuk meretas sebuah situs, dan kali ini terjadi pada Chrome.
Baca Juga: Isu Sesat Soal Pandemi Meresahkan Warga Makassar
Sebagai solusi, Google telah meluncurkan pembaharuan (update) krusial pada Chrome.