ENAMPAGI - Airplane Mode atau biasa disebut flight mode ialah sistem pengaturan pada handphone yang dapat menghentikan sementara sinyal dan Wi-Fi.
Saat kita mengaktifkan Airplane Mode di handphone, handphone akan berhenti menerima sinyal radio yang memungkinkan kita mengirim atau menerima pesan teks atau panggilan, mengakses internet atau e-mail, dan mengunduh data. Tetapi pesan teks yang sudah diunduh, serta informasi tersimpan di perangkat masih mungkin dapat diakses seperti dokumen, game, musik atau film.
Alasan sederhana mengapa Airplane Mode perlu diaktifkan selama penerbangan ialah untuk mengurangi kemungkinan gangguan pada sistem pesawat yang sensitif. Pesawat menggunakan sistem komunikasi dan navigasi yang memanfaatkan frekuensi radio yang dipancarkan dari tanah. Handphone dan pesawat menggunakan sistem frekuensi yang sama.
Baca Juga: 4 Hal yang Harus Dilakukan Peserta UTBK SBMPTN 2022 Saat Tiba Dilokasi Ujian
Jika seseorang lupa atau tidak mengaktifkan Airplane Mode dalam pesawat, kemungkinan akan terjadinya bahaya akan sangat kecil. Tetapi konsekuensi dari kelalaian mengaktifkan Airplane Mode saat terbang bisa mematikan. Akan lebih baik untuk tidak mengambil resiko.
Ryan, seorang pilot pesawat komersil mengatakan bahwa pilot mengaktifkan radio altimeter saat sedang terbang untuk mengetahui ukuran ketinggiaan tepat pesawat dari daratan. Mereka akan sangat mengandalkan data dari radio altimeter ini saat akan mendarat ketika jarak pandang sangat rendah karena kabut atau cuaca buruk.
Pesawat mampu melakukan prosedur auto-land di mana autopilot pesawat akan mendaratkan pesawat tanpa input kontrol dari pilot. Untuk melakukan auto-land pesawat harus memiliki informasi yang tepat dari radio altimeter.
Baca Juga: Profil, Biodata, dan Fakta Chaewon LE SSERAFIM: Umur, Tinggi Badan, dan Mantan Member IZ*ONE
Yang ditakutkan ialah jika sebuah perangkat elektronik handphone berkekuatan 5G milik penumpang tidak dalam keadaan Airplane Mode, bisa memberikan sinyal palsu yang nantinya akan ditangkap oleh radio altimeter pesawat, yang mungkin dapat menyebabkan indikasi yang salah tentang ketinggian pesawat, yang bisa nerujung kepada bencana.
Ryan mengatakan bahwa sinyal yang dihasilkan dari antena di darat dan perangkat 5G penumpang bisa menyebabkan gangguan pada saat paling kritis penerbangan dikarenakan sinyal berkekuatan 5G sangat dekat dengan sinyal yang digunakan oleh radio altimeter pesawat yang memantulkan sinyal radio dari tanah dan kemudian kembali ke antena pesawat.
Ia menuturkan juga bahwa cara kerja sinyal radio altimeter seperti analogi saat kita mendengarkan radio FM analog, saat kita tidak dapat mendengar lagu dengan jelas karena kita mengambil transmisi dari stasiun lain yang mentransmisikan pada frekuensi terdekat.
Di pesawat terbang, jika pilot menavigasi pendaratan yang rumit atau ada keadaan darurat di atas pesawat atau di darat, jalur komunikasi pesawat dengan air traffic control di darat harus jelas. Jika ada panggilan masuk pada telepon genggam akan bisa membahayakan.***
Artikel Terkait
HP Honor X9 Resmi Diluncurkan, Bawa Spesifikasi Menggiurkan, Layar Lebar dan Fast Charging 66W!
Spesifikasi Laptop Xiaomi Book S 12.4 Inch Tiba-Tiba Muncul di Database Geekbench dan Bluetooth SIG!
HP Vivo X Fold yang Akan Diluncurkan Sebagai HP Lipat Pertama Vivo Ternyata Dikembangkan Bertahun-Tahun!
Tablet Realme Pad Mini Akan Resmi Diluncurkan Pertama Kali di Negara Tetangga Indonesia Ini!
Bocoran Jawaban Wordle, Game Tebak Kata untuk Hari Ini, Selasa 29 Maret 2022: Harus
HP Redmi 10A Resmi Dirilis, Menjadi HP Xiaomi Termurah Tahun 2022 Ini!