ENAMPAGI - Tidak lama lagi akan hadir kawasan ekowisata baru Eiger Adventure Land (EAL) di Kawasan Puncak Bogor. Lokasi tepatnya di kaki Gunung Gede Pangrango, Desa Sukagalih Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.
Ekowisata di Bogor ini juga mengutamakan konservasi budaya, pemberdayaan sosial, dan ekonomi masyarakat lokal.
Pada Minggu 17 Oktober 2021, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yakni Sandiaga Salahudin Uno sendiri yang meresmikan langsung peletakan batu pertama pembangunan ekowisata Eiger Adventure Land (EAL) Bogor yang digembar-gemborkan akan menjadi wisata alam bertaraf internasional. Karena adanya jembatan gantung terpanjang di dunia
Atalia Praratya Ridwan Kamil Ketua Kwarda Pramuka Jawa Barat turut menyaksikan peletakan batu pertama yang dilakukan oleh Sandiaga Salahudin Uno. Atalia sempat menjajal mobil Landrover Defender milik Eiger. Lalu Atalia juga sempat mendampingi Sandiaga Salahudin Uno menanam pohon dan mencicipi kopi Eiger.
Baca Juga: Sulit Membagi Waktu? Berikut Tips Manajemen Waktu untuk Lebih Produktif
Ekowisata Eiger Adventure Land (EAL) itu sendiri akan memiliki trademark sendiri berupa kereta gantung sepanjang 863 meter.
Dan yang paling fenomenal akan hadir jembatan gantung terpanjang di dunia yang akan mengalahkan jembatan gantung di Carles Kuonen Pegunungan Alpen Swiss sepanjang 490 meter dan di Arouca, Portugal dengan panjang 516 meter.
Jembatan gantung di EAL Bogor ini panjangnya mencapai 530 meter menjadi jembatan gantung terpanjang di dunia.
Baca Juga: Ini Caranya, Tips Mencuci Baju seperti di Hotel Bintang 5
Ekowisata EAL bertaraf internasional ini juga menghadirkan kegiatan alam tropis seperti petualangan hutan, desa tradisional, naik gunung, permainan ruang terbuka, kamping, tempat penginapan bernuansa alam, naik gunung, hingga jelajah nusantara.
Chairman PT Eigarindo yakni Ronny Lukito menyatakan ekowisata Eiger Adventure Land (EAL) akan dibuka pada tahun 2023.
Dengan menggelontorkan investasi Rp. 800 milyar merupakan nilai yang tidak sedikit di masa pandemi saat ini diharapkan bisa 600 tenaga kerja pada tahap pertama dan bisa lebih di tahap berikutnya.
Dengan total lahan 300 hektar Eigerindo hanya bisa memakai sekitar 1,56% lahan saja untuk pembangunan bangunan semi permanen mengingat di kawasan tersebut mengingat Kementerian Kehutanan sangat ketat untuk memberikan ijin yang lebih memperhatikan keberlangsungan ekosistem di kawasan tersebut.***(Asep GMM)