Hingga kini, keturunannya masih ada di kawasan perkampungan ini, bahkan sudah mencapai keturunan yang ke-13. Menurut informasi dari warga sekitar, 3 rumah tersebut memiliki fungsi yang berbeda.
Yang satu untuk menaruh abu para leluhur dan duanya lagi digunakan sebagai hunian dan tempat peribadatan.
Selain itu, anda juga akan menemukan warna merah yang mendominasi. Apalagi di bagian interior pada ketiga rumah yang ada di area wisata ini, menjadi hal wajar jika warna merah terlihat mencolok.
Sebab sebagian besar kelenteng Tionghoa akan menggunakan warna merah pada bangunan rumahnya.
Baca Juga: 4 Destinasi Wisata Menakjubkan di Raja Ampat
Karena ini adalah perkampungan Tionghoa, maka kamu akan menemukan warna merah yang mendominasi sejauh mata memandang.
Karena warna merah yang mereka anggap sebagai warna peruntungan memang menjadi ciri khas bangunan-bangunan tradisional Tionghoa.
Di Kampung Kapitan ini kamu juga bisa menemukan sebuah pagoda asli yang berasal dari Taiwan. Pagoda tua tersebut tidak lain tidak bukan merupakan pemberian dari orang Taiwan.
Jika ingin melihatnya, kamu harus berjalan ke halaman kompleksnya terlebih dahulu. Tapi beredar kabar yang mengatakan bahwa pagoda ini sebetulnya sudah merusak hadiah yang diberikan oleh Menteri Budaya Taiwan.
Baca Juga: Berikut Rekomendasi 5 Café Kekinian di Ubud, Konsep Modern Namun Menyatu Dengan Alam
Jika ingin mendapatkan informasinya lebih lanjut, kamu harus mengunjungi langsung destinasi wisata sejarah ini.
Satu hal lagi yang menjadi daya tarik dari tempat ini adalah lukisan Sang Kapitan.
Menurut warga lokal atau wisatawan yang sudah datang ke sini, yang unik dari lukisan tersebut adalah matanya yang nampak seperti mengikuti wisatawan yang melihat atau melintas di depannya.
Kampung Kapitan berada di 7 Ulu, Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.
Baca Juga: Ternyata Banyak Yang Belum Tahu, Inilah Beberapa Manfaat Jengkol Bagi Kesehatan!