Dengan rendah hati, sang Raja meminta kepada sepasang naga itu agar berkenan mengembalikan putrinya, namun permintaan tersebut langsung ditolak mentah-mentah.
Sang Raja tak kehabisan akal, dia mengambil putrinya ketika sepasang naga itu tengah terlelap, membawanya ke kapal lalu pergi dari sana dengan segera.
Baca Juga: 5 Fakta Ji Chang Wook, Si Tampan dan Sayang Ibu
Sepasang naga yang terbangun dan mendapati bahwa putrinya tak lagi ada di dekat mereka, begitu berang dan mengejar kapal sang Raja hingga terjadilah pertempuran di atas laut.
Tuan Tapa yang saat itu tengah bersemedi di sebuah gua yang ada di kaki gunung, merasa terusik dengan kegaduhan akibat pertempuran mereka, lalu keluar untuk melihat apa gerangan yang sedang terjadi.
Tuan Tapa naik ke puncak gunung, dari sana ia melompat dan mendarat di atas sebuah batu dengan sangat keras hingga meninggalkan jejak kakinya yang besar.
Baca Juga: Canelo Alvarez vs Gennady Golovkin Jilid 3, Waktunya Pembalasan!
Bersenjatakan tongkat sakti miliknya, Tuan Tapa bergabung dalam pertempuran dan berhasil memusnahkan si naga jantan.
Sementara itu, si naga betina lari tunggang-langgang dan menghilang entah ke mana.
Setelah pertempuran besar-besaran itu, Tuan Tapa juga menghilang, ke sebuah tempat yang dipercaya merupakan tempat peristirahatan terakhirnya.
Baca Juga: Cara Unik Merayakan Kemerdekaan di Berbagai Negara, Indonesia Salah Satunya
Sedangkan sang Raja, Permaisuri, dan putrinya beserta bala tentaranya memutuskan untuk tidak kembali ke Kerajaan Asralanoka, melainkan menetap di sana dan berbaur dengan warga lokal hingga beranak-pinak.
Itulah tadi legenda Putri Naga dan Tuan Tapa yang menjadi asal-usul destinasi wisata Tapak Tuan Tapa, yang menjadi kebanggaan masyarakat Aceh Selatan.
Saat berkunjung ke destinasi wisata ini, kamu juga bisa menyempatkan diri untuk berziarah ke sebuah makam panjang yang dipercaya sebagai makam Tuan Tapa.
Baca Juga: Hebooh!! Bendera Merah Putih Terpanjang, Berkibar Di Dasar Laut Pulau Raimuti HUT ke-77 RI