Sesekali ia akan keluar ke desa terdekat, dan semenjak itulah ia terkenal di kalangan warga desa karena kecantikannya yang tiada tara.
Namun, hal itu tetap tidak bisa melepaskannya dari cengkeraman rasa sepi yang kian hari kian membesar.
Sang putri acapkali menangis sepanjang hari di tempat persembunyiannya.
Kemudian, Kerio Carang mendatangi Desa Bedegung dan menemui dua puyang (pendahulu), yakni puyang Bukit, dan puyang Tenang.
Maksud kedatangannya adalah untuk meminta dua puyang tadi memberikan sebuah nama untuk putrinya agar ia tidak menangis lagi, dengan iming-iming hadiah apabila nama tersebut cocok.
Nama yang diberikan Puyang Bukit ternyata tak mampu menghentikan tangisan putri, akan tetapi, setelah menerima nama pemberian dari puyang Tenang akhirnya tangisan sang putri berhenti.
Baca Juga: 9 Spot Kece di Destinasi Wisata ‘Pantai Pidakan’ Pacitan
Nama tersebut adalah Dayang Rindu, nama yang berhasil menghentikan tangisannya setelah sekian lama.
Namun, belum lama Putri Dayang Rindu merasa senang, ia kemudian didatangi oleh Sultan beserta para prajurit yang sudah mengetahui tempat persembunyiannya.
Sang Sultan kemudian meminta maaf atas keributan waktu itu, dan kembali meminangnya secara baik-baik.
Baca Juga: Lirik Lagu 'Let Me Let You Go' – ONE OK ROCK Lengkap Dengan Terjemahnya
Namun, pinangan itu tetap ditolak oleh Putri Dayang Rindu sehingga membuat sang Sultan murka.
Akhirnya, sang Sultan yang berang menghunus pedang, lalu membelah badan Putri Dayang Rindu menjadi dua.
Tamat.