Namun ternyata anak kembar raja ini melakukan hubungan intim saat berada di hutan.
Akhirnya karena sangat khawatir akan keberadaan anak kembarnya, raja memanggil Datu untuk bisa membantu menemukan anaknya.
Baca Juga: ‘Taman Bantaran Kali Madiun’: Top 5 Rekomendasi Destinasi Wisata Ramah Anak di Madiun, Intip Yuk!
Saat raja dan datu sampai di hutan ternyata kedua anak kembar ini terjebak di dalam pohon dan tidak bisa keluar.
Bahkan datu yang memiliki kekuatan sakti pun tidak bisa mengeluarkan anak kembar ini.
Datu yang mencoba mengeluarkan anak kembar tersebut justru tersedot dan terjebak dalam pohon tersebut.
Raja juga mencoba memanggil beberapa datu namun hasilnya sama semua datu yang mencoba mengeluarkan anaknya tersedot ke dalam pohon tersebut.
Masyarakat percaya bahwa perbuatan anak kembar tersebut yang melakukan hubungan sedarah membuat alam sangat marah sehingga akhirnya pohon tersebut ditebang dan kayu pohon tersebut diukir sesuai dengan wajah orang - orang yang tejebak di pohon tersebut.
Oleh karena kita alasan Tunggal Panaluan memiliki ukiran wajah orang - orang.
Kisah Tunggal Panaluan Versi 2
Kisah ini bermula tentang sepasang suami istri dari suku Batak yang telah menikah sangat lama namun belum dikarunia momongan.
Pasangan suami istri tersebut bernama Guru Hatia Bulan dan Nan Sindak.
Keduanya tidak pernah putus asa dan selalu berdoa agar tuhan bisa memberikan mereka momongan dan akhirnya doa mereka terkabul.